Polres Serang bersama MUI dan warga mendatangi rumah yang dijadikan Kerajaan Ubur ubur di Serang, Banten, Senin, 13 Agustus 2018. Foto/Dok. Polres Kota Serang
TEMPO.CO, Tangerang - Ritual yang digelar pengikut Kerajaan Ubur Ubur setiap malam Jumat membuat warga Serang resah.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang Amas Tajuddin mengatakan ritual yang memicu keresahan warga sekitar adalah pengajian yang digelar setiap malam Jumat.
Pengajian itu digelar di kediaman Aisyah Tusalamaja Baiduri Intan dan suaminya, Rudi, di Kampung Sayabulu, Kelurahan Serang. Aisyah adalah Raja Kerajaan Ubur Ubur.
"Tiap malam Jumat, ritualnya baca Yasin, tahlilan, dan joget-joget pakai musik kencang-kencang," kata Amas, Selasa 14 Agustus 2018.
Menurut Amas, ada 12 jemaah yang tinggal menetap di Kerajaan Ubur Ubur, yang telah dua tahun berdiri. Mereka berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, Jawa Tengah, dan Cilegon.
Menanggapi keresahan warga Kampung Sayabulu, Polres Kota Serang dan MUI Kota Serang menghentikan sementara kegiatan kelompok Kerajaan Ubur Ubur pada malam hari.
"Untuk kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), kegiatan di Kerajaan Ubur Ubur kami hentikan," ujar Kapolres Kota Serang Ajun Komisaris Besar Komarudin, Rabu, 15 Agustus 2018.
Warga sekitar, kata Komarudin, sudah dua bulan belakangan melihat dan mendengar aktivitas ganjil yang dilakukan pendiri dan pengikut Kerajaan Ubur Ubur tersebut. "Jemaahnya datang dari luar daerah. Mereka bilangnya zikir, tapi bacaannya tidak seperti orang berzikir," ucapnya.
Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua
13 hari lalu
Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) memberikan cap hoaks pada sejumlah unggahan di media sosial Facebook dengan narasi yang mengklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) memboikot produk air minum dalam kemasan merek Aqua karena dianggap pro-Israel.
Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H
21 hari lalu
Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Profesor Asrorun Niam Sholeh mengatakan, bulan sudah nampak dan memungkinkan bisa dilihat atau imkan rukya.