Lahan Lumpur Panas Bekasi, Pemilik Mengaku Tak Tahu Pakai Limbah
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 16 Januari 2019 08:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Uap panas meruap dari lumpur di antara hamparan tanah dan sampah. Tak hanya panas, genangan pekat diduga beracun dan berbahaya. Mirip endapan minyak, inilah lokasi lumpur panas Bekasi yang melukai dua bocah hingga kulitnya terbakar dan melepuh.
Baca berita sebelumnya:
Korban Lumpur Panas Bekasi, Bocah Gendong Sepupu Satu Kilometer
Hamparan lahan itu tepatnya berada di Kampung Kramat Blancong RT 01 RW 20, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Camat setempat, Sigit, mengatakan lahan bekas empang dan sedang diuruk. "Saat ini sedang diselidiki, apakah material yang dipakai mengandung limbah B3," kata Sigit, Selasa 15 Janari 2019.
Kapolsek Tarumajaya, Ajun Komisaris Agus Rohmat, mengatakan telah meminta keterangan dari pemilik lahan. Si pemilik, kata dia, mengakui bahwa lahannya tengah diuruk. "Tapi dia bilang tidak tahu bahwa yang diuruk di lokasi itu adalah limbah," ujar dia.
Dari keterangan pemilik, Agus menuturkan, luas lahan mencapai 8000 meter persegi terdiri dari bekas sawah dan empang. Adapun yang tengah diuruk seluas 700 meter persegi.
Baca:
Lukai Dua Bocah, Lumpur Panas Bekasi Diduga Limbah Berbahaya
Agus menyatakan belum jelas rencana peruntukan lahan setelah selesai diuruk nanti. "Ini lebih banyak menjadi lokasi pembuangan akhir liar, sumbernya ada tanah kuning-hitam, ada limbah rumah tangga," kata dia.
<!--more-->
Di atas hamparan tanah itulah dua bocah bernama Mahdenda Brata Wiria, 9 tahun, dan Raga Sela Panjidarma, 8 tahun, mengalami luka bakar dan sebagian kulit tubuhnya melepuh. Mereka, warga Marunda, Jakarta Utara, kejeblos di lumpur ketika sedang bermain berlari-larian.
Baca:
Gegana Polda Periksa Lumpur Panas Bekasi
Sementara itu, Raga mengatakan bahwa dia dan Denda sedang berlari-lari di area lapangan pada Kamis pekan lalu. Menurut dia, anak-anak biasanya bermain layangan di sana. "Terus jeblos (ke lumpur)," ujar Raga ketika ditemui di rumah sakit tempatnya menjalani perawatan, Selasa.
Setelah bisa keluar lumpur susah payah, keduanya menuju kubangan air di sekitar lapangan untuk mendinginkan luka bakar. "Nyebur aja," kata Raga. Namun luka mereka memburuk. Kulit mereka melepuh dan mengelupas.
Cerita selanjutnya sangat menyentuh karena Denda terpaksa menggendong sepupunya yang luka bakar hingga telapak kaki sehingga tak bisa menapak. Keduanya menahan perih sepanjang jalan yang disebut sejauh satu kilometer. Sesampainya di rumah tangis kedua bocah tumpah sederas-derasnya.
Baca:
Dua Bocah Korban Lumpur Panas Bekasi Masih Dirawat di RS Koja
Sejak beritanya tersiar, polisi, pemda sampai Kementerian Lingkungan Hidup berdatangan ke lokasi lumpur panas Bekasi itu.