DBD, Tujuh Orang Meninggal di Depok, Bogor dan Bekasi
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 1 Februari 2019 15:06 WIB
TEMPO.CO, Depok - Sebanyak tujuh orang meninggal karena DBD di Kota Bogor, Depok, dan Bekasi sepanjang Januari 2019. Mereka terdiri dari tiga di Bogor dan masing-masing dua pasien di Kota Depok dan Kota Bekasi.
Baca:
Kasus DBD Terbanyak di Depok, Kematiannya di Bogor
Data dari seputaran Jakarta ini terungkap dalam paparan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Jawa Barat, Widiyawati. Dia menyebut pasien di tiga kota itu sebagai bagian dari data di seluruh Jawa Barat.
“Data ini per 31 Januari,” ujar Widiyawati kepada Tempo, Jumat 1 Februari 2019.
Dia menyebut bahwa angka kematian akibat DBD di Jawa Barat seluruhnya 18 pasien sepanjang awal tahun ini. Kota Bogor bersama Kabupaten Bandung menyumbang angka yang tertinggi.
Angka korban fatal sebanyak 18 orang bertambah empat jika dibandingkan tiga hari sebelumnya. Widiyawati menuturkan, peningkatan angka kasus DBD disebabkan faktor cuaca serta kebersihan lingkungan.
Baca:
Pasien DBD di RSUD Bekasi Terus Bertambah
"Seperti biasa kami buat surat edaran untuk waspada mulai dari awal musim hujan itu sejak Oktober untuk mengantisipasi dan mengingatkan," ucap dia.
Dinas Kesehatan Jawa Barat juga disebutkannya terus melakukan sosialisasi ke tiap daerah tentang pemberantasan sarang nyamuk. Menurut dia, persoalan DBD tak bisa bergantung hanya kepada tenaga kesehatan.
"Banyak kasus di daerah perkotaan karena bergantung mobilitas masyarakat dan mungkin kebersihannya kurang, juga faktor kelembapan udara," katanya.
Baca:
Kasus DBD Meningkat, Wali Kota Bogor Belum Tetapkan KLB
Meski ada peningkatan jumlah kasus, Jawa Barat belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Menurut Widiyawati, banyak indikator yang mesti dipertimbangkan untuk menetapkan status KLB.
"Kami belum ngomong soal KLB DBD tapi peningkatan status di beberapa kabupaten/kota," katanya.