Kader PKS Ungkap Tarik Ulur Penetapan Calon Wagub DKI
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 8 Maret 2019 16:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Syariah Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DSW PKS) DKI, Abdurrahman Suhaimi, mengungkap cerita di balik proses pencarian Wagub DKI yang baru. Nama Suhaimi pernah disusulkan sebagai kandidat ketiga kemudian digugurkan kembali di fit and proper test.
Baca:
Gerindra Sebut Sandiaga Uno Tak Mungkin Jabat Lagi Wagub DKI
"Kalaupun saya harus jadi korban agar proses penetapan dua calon wagub tak jalan di tempat, saya bilang tidak apa-apa," kata Suhaimi ketika ditemui di kantornya sebagai Ketua Komisi B DPRD DKI, Senin 4 Maret 2019.
Suhaimi merujuk kepada rapat pertama PKS dan Gerindra DKI pada 5 November 2018, atau empat bulan setelah Sandiaga Uno menyatakan mundur untuk maju ke Pilpres 2019. Saat itu Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik menyampaikan perlu ada uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) untuk menyaring para kandidat.
Menurut Suhaimi, kesepakatan awal bahwa uji menjadi ajang perkenalan dua kader PKS calon Wagub DKI yang baru ke internal Gerindra. Tapi tiba-tiba Gerindra mengubah syarat fit and proper test bahwa PKS harus mencalonkan lebih dari dua orang.
Baca juga:
Tahun Politik, Ketua DPRD Sangsi Pemilihan Wagub DKI Bakal Lancar
Padahal, sedari awal PKS hanya menyodorkan dua nama, yaitu Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Gerindra lalu kukuh menyatakan tak bisa melanjutkan fit and proper test bila PKS hanya memberikan dua nama.
"Gerindra tidak mau dua orang, harus ada lebih dari dua, maka diusulkanlah saya masuk," ucap Suhaimi.
<!--more-->
Suhaimi mengaku rela dikorbankan agar proses pencarian wagub baru terus bergulir dan tidak memberi alasan kepada Partai Gerindra untuk membuatnya terhenti. Menurutnya, ada beragam alasan yang telah membuat proses tersendat sebelumnya. " Saya legowo dimanfaatkan karena toh siapa pun yang jadi nanti teman-teman saya juga kan," kata Suhaimi lagi.
Baca:
Pengamat: Lawan Politik Prabowo Ingin Gerindra DKI 'Khianati' PKS
PKS dan Gerindra berhak mencari pengganti Sandiaga Uno yang mundur per Agustus lalu sebagai sesama pendukung Anies-Sandi dalam Pilkada DKI yang lalu. Keduanya kembali berkoalisi untuk Pilpres 2019 dengan kesepakatan mengganjar dukungan PKS dengan kursi yang ditinggalkan Sandi itu.
Kesepakatan itu terbukti tak mudah dijalankan. Awalnya Taufik bahkan menyatakan tertarik terhadap kursi Wagub DKI itu, sebelum kemudian muncul syarat fit and proper test untuk kandidat aasl kader PKS tersebut.
Saat ini, tahapannya tinggal menunggu rapat paripurna DPRD DKI untuk memilih di antara Ahmad Syaikhu atau Agung Yulianto. Tahapan ini pun dicapai setelah Ketua PKS DKI Sakhir Purnomo sendirian mengantar surat rekomendasi ke Gubernur Anies Baswedan--dan diterima Sekretaris Daerah DKI Saefullah--pada Jumat, 1 Maret 2019.
Baca:
Gerindra DKI Diingatkan Bisa Picu Public Distrust Bagi Prabowo
Tentang langkah Sakhir itu, Taufik mengaku tak mempermasalahkannya. Yang penting, kata dia, surat rekomendasi calon Wagub DKI telah diteken lengkap pimpinan PKS dan Gerindra di tingkat DKI dan pusat, "Dan segera diserahkan."