TEMPO.CO, Jakarta - Sikap ambigu Partai Gerindra di Jakarta dinilai penyebab proses pemilihan Wagub DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno berlarut-larut. Sikap tersebut diperingatkan bisa berdampak buruk bagi Prabowo Subianto, selaku Ketua Umum Gerindra, dalam pemilihan presiden.
Baca:
Gerindra DKI Bantah Prabowo Mau Cawagub DKI Terpilih Januari
Baca Juga:
Penilaian itu disampaikan dalam pernyataan tertulis Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, Sabtu 9 Februari 2019. "Sikap seperti itu, menurut dia, justru dapat menjadi public distrust bagi Prabowo," katanya.
Selain berlarut-larut, proses fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan Cawagub DKI yang saat ini berlangsung juga disebutkan tak ada dalam Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. Alih-alih membuat pemilihan pengganti Sandiaga Uno itu lebih obyektif, fot and proper test malah menunjukkan sikap DPD Gerindra yang ambigu itu.
Pangi mengambil contoh sikap ambigu itu muncul ketika ada opini tiga kandidat Wagub dari PKS belum tentu lolos tes dan mungkin memunculkan tokoh baru. Sebelumnya, tes itu merupakan usulan Gerindra yang ingin mengetahui kapabilitas ketiga calon pengganti Sandiaga Uno.
Baca:
Ini Jadwal Pengumuman Hasil Fit and Proper Test Cawagub DKI
Proses pemilihan Wagub DKI awalnya ditargetkan kedua partai pengusung, Gerindra dan PKS, selesai pada 25 Januari 2019. Namun karena beberapa alasan, seleksi itu masih terus berlangsung sejak Sandiaga mundur per Agustus tahun lalu. Terbaru, kedua partai sepakat prosesi pemilihan Wagub DKI akan rampung pada 10 Februari 2019.
Sebelumnya pula, Gerindra DKI menyatakan telah legowo mengikuti instruksi Prabowo mengikuti kesepakatan menyerahkan kursi wagub baru kepada PKS. Ini setelah PKS memberi persekutuan dengan Gerindra yang mengusung Prabowo dan Sandiaga di Pilpres.