6 Fakta Demo Mahasiswa di DPR Menentang RUU Bermasalah
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Elik Susanto
Rabu, 25 September 2019 10:47 WIB
Hampir sepanjang hari pada Selasa, 24 September 2019, jalan tol dalam kota lajur Grogol menuju Cawang dan sebaliknya ditutup. Penutupan ini karena demo mahasiswa di depan gedung DPR meluber ke akses jalan bebas hambatan itu. Jalan tol baru bisa dilintasi kembali pada Rabu dinihari, 25 September 2019 sekitar pukul 04.00 WIB.
Kondisi jalan tol dalam kota tersebut kembali normal. "Setelah demo selesai, kami segera melakukan pembersihan lajur dari sampah dan benda-benda lainnya yang dapat mengganggu perjalanan di jalan tol dalam kota," kata Division Head Jasa Marga Regional JabotabekJabar Reza Febriano pada Rabu, 25 September 2019.
Selain menutup jalan, Reza menjelaskan, peserta demo juga merusak 2 gerbang tol di Senayan dan Pejompongan. Kerusakan tersebut segera diperbaiki dan dapat digunakan kembali pada pukul 06.00.
3.Pos polisi dan kendaraan dibakar
Demo mahasiswa yang berakhir ricuh juga menimbulkan sejumlah kerusakan fasilitas aparat keamanan. Pagar pintu masuk gedung DPR/MPR Senayan rusak serta sepeda motor yang parkir di beberapa lokasi rusak dan dibakar.
Sedikitnya dua pos polisi, yaitu pos polisi dekat Stasiun Palmerah di Jalan Pelajar dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan, hangus terbakar. Satu unit bus milik Batalion Infanteri Mekanis 202 di Jalan Lapangan Tembak Senayan, juga dibakar.
Di parkir Lapangan Tembak Senayan satu unit Jeep Robicon juga tampak hangus. Berikutnya satu unit kendaraan taktis pengendali massa dirusak, kaca depan tampak hancur. Beberapa sepeda motor di dekat Stasiun Palmerah tinggal kerangka karena dibakar.
4.Tembakan gas air mata
Selasa malam, 24 September 2019 sekitar pukul 21.30 WIB, tim pengendali massa dari Polda Metro Jaya memukul mundur pengunjuk rasa. Massa merangsek ke atas Stasiun Palmerah, ketika ada seruan mundur melalui pengeras suara aparat kepolisian. “Mahasiswa silakan mundur, mundur, mundur...,” bunyi seruan itu.
Imbauan itu disambut dengan aksi lempar batu dan botol-botol berisi air dari arah massa mahasiswa. Sejurus kemudian, lemparan itu dibalas dengan tembakan gas air mata. Semburan gas air mata yang diselingi tembakan petasan yang menghembuskan asap, membuat massa mahasiswa kocar-kacir.
Sebagian berlindung di areal Stasiun Palmerah dan sebagian yang lain lari ke arah Pasar Palmerah. Penumpang kereta saat menunggu di peron stasiun panik karena matanya tiba-tiba perih dan beberapa orang mengaku susah bernafas.
Saat itulah semburan gas air mata menyasar ruang tunggu stasiun kereta, Kepanikan makin riuh karena hampir semua yang berada dalam stasiun merasakan kondisi mata yang sama. Penjaga kafe tampak memberi bantuan air mineral untuk diminum dan mengusap gas yang menempel di wajah calon penumpang kereta serta mahasiswa. Di antara mereka ada yang pingsan.
Suasana kacau di Stasiun Palmerah membuat jadwal pemberangkatan kereta sempat tertunda beberapa menit. Petugas keamanan stasiun turut memberi pertolongan mereka yang tiba-tiba pingsan. Massa mahasiswa baru benar-benar meninggalkan seputar Palmerah sekitar pukul 02.00 WIB.
5.Jumlah Korban: 254 mahasiswa, polisi...