Evaluasi PSBB Bodebek, Kadinkes Jabar: Kasus Corona Masih Tinggi

Selasa, 21 April 2020 18:05 WIB

Petugas Dinas Perhubungan memantau kepatuhan pengendara di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, dalam rangka penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) perdana, Rabu, 15 April 2020. ANTARA/Andi Firdaus

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, pemerintah Jawa Barat terus mengevaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di wilayah Bodebek yang meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

“Untuk melakukan evaluasi itu, kami menggunakan daftar tilik. Dan daftar tilik yang kita buat itu secara teratur kita laksanakan di Bodebek, dan kemudian hasilnya kami bahas dalam tim,” kata dia, dalam konferensi pers yang ditayangkan streaming, Selasa, 21 April 2020.

Berli mengatakan, hasil evaluasi Tim Monitoring dan Evaluasi di Dinas Kesehatan Jawa Barat mendapati tren penyebaran kasus virus corona atau Covid-19 di Bodebek masih tinggi. “Kalau dilihat dari kasus, dilihat sekarang, kasusnya masih meningkat, atau pun masih trennya bertambah,” kata dia.

Menurutnya kenaikan kasus itu sudah ada dalam prediksi sejak perencanaan PSBB di Bodebek. “Ini sebenarnya sesuai dengan prediksi awal bahwa puncak yang akan terjadi, dengan upaya yang sudah dilakukan provinsi Jawa Barat ini diperkirakan mulai tanggal 22 (April) sampai dengan nanti, sekitar tanggal 25 Mei ini puncaknya,” kata dia.

Ia mengatakan data kasus positif Covid-19 di wilayah Bodebek saat ini belum mencapai titik puncak. “Kami masih harus terus berwaspada, dan ini tentunya membutuhkan kerja-sama dari semua lini, terutama dari masyarakat, untuk sekali lagi kita harus disiplin melakukan physical-distancing, social-distancing,” kata dia.

Advertising
Advertising

Menurut dia menjelang Ramadan ini warga diminta justru mengurangi aktivitas yang jika dilakukan saat normal, mengumpulkan banyak orang. “Tentunya ini harus kita kurangi, harus kita batasi, dan semuanya kita kembalikan beraktivitas di rumah saja,” kata dia.<!--more-->

Adapun pemerintah Jawa Barat saat ini baru menerima sebagian obat-obatan yang dibutuhkan dalam perawatan pengobatan pasien yang terpapar Covid-19. “Jadi yang sudah kita terima itu adalah Osetalmivir, kemudian juga ada multivitamin, juga ada Vitamin C dosis tinggi, dan satu lagi pil kina. Itu adalah yang diterima, dan dengan obat-obat itulah banyak dari penderita Covid-19 di Jawa Barat alhamdulillah sembuh,” kata dia.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Asisten Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Sosial, Daud Achmad mengatakan, data di Jawa Barat per hari ini, Selasa, 21 April 2020, sudah mencapai 747 orang yang terpapar Covid-19. “Ada peningkatan 3,53 persen dari kemarin. Yang meninggal ada 62 orang, dan yang sembuh Alhamdulillah, banyak, dari kemarin 45 orang, sekarang tercatat 56 orang,” kata dia, dalam konferensi pers yang ditayangkan streaming, Selasa, 21 April 2020.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil memimpin rapat via teleconference bersama para pelaku industri ekspor-impor di Jabar, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (21/4/20). (Foto: Rizal/Humas Jabar)

Daud mengatakan, menjelang Ramadan ini Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan menerbitkan Surat Edaran yang meminta kegiatan yang melarang aktivitas yang mengumpulkan banyak orang saat menjalankan ibadah puasa. “Terkait dengan fatwa yang dikeluarkan MUI bahwa kegiatan-kegiatan yang biasa kita lakukan di bulan puasa, salat tarawih di masjid, itifkaf, kemudian juga tadarus itu semuanya dilakukan di rumah,” kata dia.

Situs Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat atau Pikobar pada hari ini, Selasa, 21 April 2020, mencatat Kota Depok sebagai daerah di Jawa Barat yang mencatatkan kasus positif aktif tertinggi dengan 136 kasus positif aktif, 12 orang sembuh, dan 9 meninggal dunia. Posisi dua Kota Bandung dengan kasus positif aktif 118 orang, 11 orang sembuh, dan 21 orang meninggal dunia.

Selanjutnya berurutan adalah Kota Bogor (53 kasus positif aktif, 3 sembuh, dan 6 meninggal dunia), Kota Bekasi (49 positif aktif, 5 sembuh, dan 4 meninggal dunia), Kabupatn Bogor (47 positif aktif, 3 sembuh, dan 3 meninggal dunia), dan Kabupaten Bekasi (38 positif aktif, 12 sembuh, dan 7 meninggal dunia).

Berita terkait

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 jam lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

4 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

4 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

10 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

10 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya