Kaleidoskop 2020: Demonstrasi di Jakarta Mengalir Jauh Munculkan Aneka Protes
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 27 Desember 2020 15:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Sejak awal 2020 berjalan, berbagai macam demonstrasi silih berganti terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta dari upah buruh, korupsi, omnibus law hingga penegakan HAM.
Demo yang diadakan oleh berbagai unsur masyarakat itu untuk mengkritik kebijakan pemerintah. Terbanyak pemerintah pusat, namun ada pula terhadap Pemprov DKI.
Berikut ini merupakan demonstrasi besar yang terjadi di Jakarta selama 2020.
1. 20 Januari 2020
Sejumlah elemen buruh menggelar demo di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin, 20 Januari 2020 hari ini. Ketua Harian Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi menyatakan, aksi yang akan dilakukan adalah dalam rangka menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang dinilai merugikan banyak masyarakat.
Rusdi juga mengatakan, jika aspirasi pada demo buruh ini tidak didengar, para buruh telah merencanakan protes lanjutan dengan melakukan mogok kerja di berbagai sektor.
Baca juga : Demonsttrasi di Kemendikbud, Buruh Serukan Pembangkangan Sipil
"Pemogokan bukan hanya buruh pabrik, tapi juga buruh dari kantor-kantor. Buruh kami di Indosat, Telkomsel, Antara, XL, akan keluar," lanjutnya. "Kami diskusikan pemogokan umum senasional, bukan hanya buruh tp juga mahasiswa, pelajar, dan elemen rakyat lainnya."
2. 21 Februari 2020
Persaudaraan Alumni atau PA 212 mengadakan demo besar-besaran di DPR pada 21 Februari. Selain massa dari PA 212, demo itu juga dihadiri simpatisan FPI dan GNPF Ulama.
Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin mengatakan demo bertajuk Aksi 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI itu digelar untuk merespons berbagai pengusutan kasus korupsi di Indonesia yang mangkrak.
Beberapa kasus korupsi yang pengusutannya disebut mangkrak itu, antara lain kasus suap yang melibatkan eks Caleg DPR RI dari PDIP Harun Masiku kepada eks Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan, kasus yang menjerat Honggo selaku Direktur PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kerugian negara mencapai Rp35 triliun.
3. 11 Maret 2020
Elemen buruh kembali melakukan demonstrasi pada 11 Maret 2020. Jika sebelumnya diadakan di depan Gedung DPR RI, kali ini demo berlangsung di depan Balai Kota, Jakarta Pusat
<!--more-->
Menanggapi hal itu, Polres Jakarta Pusat mengerahkan ratusan personel dan dua unit mobil watercanon serta barracuda dalam demo buruh tolak RUU Omnibus Law. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Heru Novianto mengatakan estimasi massa diperkirakan 600 sampai 800 orang. Aksi akan dimulai pada pukul 11.00 sampai 16.00.
4. 1 Mei 2020
May Day atauperingatan hari buruh di Jakarta untuk pertama kalinya berlangsung tanpa demonstrasi besar-besaran. Hal itu disebabkan pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.
Meskipun begitu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan pihak koalisi buruh meminta izin untuk tetap bisa menggelar spanduk memperingati May Day. "Mereka minta izin untuk pasang spanduk di kantornya masing-masing," ujar Yusri.
Yusri mengatakan pihaknya telah mengizinkan pemasangan spanduk tersebut. Akan tetapi, penyelenggara harus mengikuti physical distancing sesuai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain memasang spanduk, para buruh juga rencananya akan membagikan bantuan sosial kepada masyarakat saat peringatan May Day 1 Mei. "Terkait hal itu kami siap memberikan pengawalan," ujar Yusri.
5. 24 Juni 2020
Persatuan Alumni atau PA 212 kembali menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR RI besok, Rabu, 24 Juni 2020. Aksi tersebut menuntut pencabutan dan pembatalan RUU HIP dari Prolegnas.
Dalam poster aksi yang tersebar, penyelenggara meminta peserta membawa masker dan menjaga jarak saat melakukan aksi."Ingat! Jaga wudu, jaga jarak dan pakai masker," bunyi imbauan di poster tersebut.
Dalam demonstrasi itu, polisi menangkap sebanyak 40 anak di bawah umur yang hendak mengikuti unjuk rasa tolak komunisme. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Audie S. Latuheru mengatakan anak-anak itu mendapatkan undangan atau ajakan berunjuk rasa melalui sosial media. Rata-rata anak tersebut berasal dari kawasan Tangerang dan Kalideres, Jakarta Barat
6. 28 Juli 2020
Demonstran mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Jakarta Bersatu kembali digelar di depan Balai Kota DKI Jakarta, Selasa siang, 28 Juli 2020. Agenda unjuk rasa terkait reklamasi Ancol.
Berdasarkan poster aksi yang diperoleh Tempo disebutkan demonstran terdiri dari gabungan mahasiswa dan juga beberapa kelompok yang tergabung, diantaranya Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerekan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Sebelum ke Balai Kota, unjuk rasa dimulai dari Ancol, sekitar pukul 13.00.
7. 25 Agustus 2020
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar aksi besar pada 25 Agustus. Demonstrasi digelar meskipun KSPI telah sepakat membentuk tim perumus klaster ketenagakerjaan Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja bersama Dewan Perwakilan Rakyat.
<!--more-->
"Tentu aksi adalah hak konstitusional pada sisi yang lain," kata Presiden KSPI Saiq Iqbal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.
Iqbal mengatakan KSPI memilik tiga strategi yang disingkat KLA. Yakni konsep, lobi, dan aksi. Ia mengatakan KSPI sudah menyerahkan konsep kepada DPR dan menjalankan proses lobi.
8. 20 Oktober 2020
Setelah ramai poster yang mengajak siswa STM untuk demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI pada 7 Oktober 2020, rentetan demo terjadi dalam waktu berdekatan di sepanjang bulan Oktober. Hampir seluruh demo yang terjadi berujung pada kerusuhan.
Khusus pada demo 20 Oktober 2020, Mabes Polri mendapat informasi bahwa demo buruh dan mahasiswa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja hari ini akan berakhir rusuh. Potensi kerusuhan itu disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono di POlda Metro Jaya. Menurut Argo, keterangan itu diperoleh polisi dari keterangan sejumlah provokator di media sosial yang sudah ditangkap.
9. 10 November 2020
Pada hari yang bertepatan dengan Hari Pahlawan ini, ribuan orang datang dan memadati Bandara Soekarno-Hatta. Kedatangan mereka bukan untuk berdemo, melainkan menyambut kepulangan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin mengatakan jumlah massa yang hadir menjemput Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, hanya sepersepuluh dari jumlah anggota mereka. Ia mengklaim jumlah massa yang datang dapat lebih banyak jika diatur.
"Itu massa spontan dan dadakan, kalau terorganisir dan membentuk panitia, bisa 13 jutaan," ujar Novel.
Ia mengatakan dalam acara penjemputan kali ini pihaknya tak membentuk panitia khusus. Hal ini yang membuat jumlah massa penjemputan tak terkontrol dan mengakibatkan sejumlah fasilitas Bandara mengalami kerusakan.
"Massa tak terbendung, sehingga menjadi lautan manusia. Padahal kami tidak mengundang dan tidak membentuk panitia sehingga semuanya spontan dan di luar kontrol kami," kata Novel.
M JULNIS FIRMANSYAH