Masih Ada Gedung yang Nakal Pakai Air Tanah, Wagub DKI: Nanti Kami Beri Sanksi

Reporter

Adam Prireza

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 8 Oktober 2021 14:30 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 21 September 2021. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarrta - Penggunaan air tanah di Jakarta masih terus terjadi. Padahal ada ancaman penurunan muka tanah dan tercemarnya air dengan bakteri E-Coli. Selain di perumahan, ternyata gedung-gedung besar di DKI masih ada yang menggunakan air tanah.

Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui masih ada gedung-gedung besar di Ibu Kota yang bandel menggunakan air tanah.

"Memang ada yang nakal masih menggunakan air tanah. Nanti akan kami berikan sanksi, industri, hotel, apartemen, perkantoran, mal yang menggunakan air tanah," kata Riza Patria di Balai Kota, Jumat, 8 Oktober 2021.

Ia mengatakan, pemerintah telah sering mengimbau agar gedung-gedung itu tak menggunakan air tanah tapi menggunakan air bersih dari PAM Jaya.

Advertising
Advertising

Riza sebelumnya mengatakan bahwa PAM Jaya baru bisa mencakup 65 persen kebutuhan air masyarakat Jakarta. Sisanya masyarakat masih mengambil air tanah. Ia mengatakan bahwa saat ini, Pemprov DKI dengan Kementerian PUPR telah menyiapkan sumber air baku lainnya selain dari Waduk Jatiluhur.

Riza berharap dengan adanya penyaluran air bersih ini penggunaan air tanah menjadi berkurang. Dengan begitu, kata dia, penurunan muka tanah pun dapat diantisipasi.

Profesor Riset bidang Geoteknologi dan Hidrogeologi atau BRIN Robert Delinom mengatakan ada beberapa kota yang berlokasi di Pantai Utara Jawa secara terus menerus mengalami amblesan atau penurunan permukaan tanah. Di antaranya adalah Jakarta, Indramayu, Semarang dan Surabaya.

Penurunan muka tanah yang intensif di kota-kota itu dan adanya pemanasan global yang menyebabkan permukaan air laut naik sehingga dikhawatirkan tenggelam beberapa tahun mendatang. Robert menuturkan pengamatan yang intensif di Jakarta dan Semarang menunjukkan bahwa kondisi geologi kedua daerah wilayah sangat berpengaruh pada proses terjadinya amblesan.

Pada 1914, muka air laut dan muka air Sungai Ciliwung masih sama tapi telah berbeda hingga 2,2 meter pada 2011. Data kenaikan muka air laut sampai 2019 menunjukkan kenaikan di Teluk Jakarta 0,43 sentimeter per tahun dan lepas pantai Semarang 0,53 sentimeter per tahun.

Dari fakta itu, dapat disimpulkan tenggelamnya kota-kota di Pantura, dalam artian secara keseluruhan kota terendam, tidak akan segera terjadi.

Menurut Robert, hanya bagian kota yang terletak dekat ke pantai dan dibangun oleh batuan lempung dan aluvial yang belum terpadatkan yang akan tenggelam.

Baca juga: Wagub Minta Warga DKI Hemat Gunakan Air Tanah

ADAM PRIREZA | ANTARA

Berita terkait

Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

52 hari lalu

Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.

Baca Selengkapnya

21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

17 Maret 2024

21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

Daerah di Utara Jawa memiliki potensi yang lebih besar alami penurunan tanah dan bisa akibatkan kerugian fisik sampai ekonomi.

Baca Selengkapnya

DPD Gerindra: Riza Patria dan Rani Mauliani Masuk Bursa Pilkada DKI 2024

3 Maret 2024

DPD Gerindra: Riza Patria dan Rani Mauliani Masuk Bursa Pilkada DKI 2024

Bendahara DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Iman Satria mengatakan, Ahmad Riza Patria menjadi calon terkuat untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024

Baca Selengkapnya

Pemerintah Jakarta Utara Targetkan Masyarakat Tak Pakai Air Tanah 2030

26 Februari 2024

Pemerintah Jakarta Utara Targetkan Masyarakat Tak Pakai Air Tanah 2030

Pemkot Jakarta Utara menargetkan masyarakat tidak pakai air tanah 2030. Selain karena kesehatan, setiap tahun permukaan tanah juga terus turun.

Baca Selengkapnya

Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

19 Februari 2024

Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

Viral di media sosial mengenai isu bromat yang terkandung pada air minum dalam kemasan.

Baca Selengkapnya

Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

7 Februari 2024

Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

Perlu dilakukan pemeringkatan kota berdasarkan tingkat risiko patogen pada rumah tangga yang menggunakan air tanah.

Baca Selengkapnya

Tinjau Instalasi Jaringan Distribusi Air Bersih Di Kelurahan Kebon Kosong, Heru Budi: Akan Terus Ditambah

24 November 2023

Tinjau Instalasi Jaringan Distribusi Air Bersih Di Kelurahan Kebon Kosong, Heru Budi: Akan Terus Ditambah

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi meninjau instalasi jaringan distribusi air bersih dari PAM Jaya di RW 04, Kelurahan Kebon Kosong Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Kelurahan Kebon Kosong Tak Dapat Akses Air Bersih Selama 32 Tahun, Ini Kata Ketua RW Ke Heru Budi

24 November 2023

Kelurahan Kebon Kosong Tak Dapat Akses Air Bersih Selama 32 Tahun, Ini Kata Ketua RW Ke Heru Budi

Ketua RW 04 Kebon Kosong, Jakarta Pusat, Sardjono mengeluhkan selama 32 tahun tak mendapat akses air bersih.

Baca Selengkapnya

Jakarta Tidak bisa Bebas Banjir karena Permukaan Tanah Turun, Heru Budi Perketat Izin Gedung Tinggi

20 November 2023

Jakarta Tidak bisa Bebas Banjir karena Permukaan Tanah Turun, Heru Budi Perketat Izin Gedung Tinggi

Heru Budi sebut Jakarta tidak bisa terbebas dari banjir karena permukaan tanah terus mengalami penurunan 12 sampai 18 cm per tahun.

Baca Selengkapnya

Ikhtiar Berkelanjutan Pemprov DKI Sediakan Air Bersih

3 November 2023

Ikhtiar Berkelanjutan Pemprov DKI Sediakan Air Bersih

Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta menjalankan tiga strategi dalam menyediakan air bersih di Jakarta.

Baca Selengkapnya