Kasus ACT, Muhammadiyah: Penurunan Moral dan Kekosongan Regulasi

Sabtu, 9 Juli 2022 10:52 WIB

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti usai menjadi khotib salat Idul Adha di Halaman Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Sabtu, 9 Juli 2022. TEMPO/Moh Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menanggapi dugaan penyelewengan dana umat oleh petinggi lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Menurut dia, ada dua hal mengapa peristiwa ini bisa terjadi.

Pertama, kata Abdul Mu’ti, ada pergeseran orientasi dan integritas pada pihak-pihak yang dipercaya untuk mengelola lembaga-lembaga filantropi. “Dan mungkin penurunan moralitas,” katanya usai pelaksanaan Salat Idul Adha di Jakarta International Equestrian Park, Pulomas, Jakarta, Sabtu, 9 Juli 2022.

Kedua, menurut Abdul Mu’ti, adanya kekosongan regulasi, yaitu tidak ada lembaga khusus yang mengawasi pengumpulan dana ini. “Yang selama ini menjadi pintu untuk mengawasi itu kan hanya pelaporan dana dan pemeriksaan oleh lembaga akuntan publik," katanya.

Namun pemeriksaan oleh lembaga akuntan public hanya bersifat administratif. Sementara hal yang sifatnya etik dan legal, di luar tugas pokok dari akuntan. “Sehingga bisa saja mereka mengatakan secara keuangan WTP, tapi secara etik itu tidak wajar,” ucap Mu’ti.

Selain dua hal itu, ucap Abdul Mu’ti, ada masalah kepatutan yang terjadi di dalam manajemen lembaga ACT ini. Ia mencontohkan gaji fantastis dan fasilitas mewah para petingginya yang diduga ikut menyebabkan masalah keuangan dalam lembaga tersebut.

Advertising
Advertising

Ia mempertanyakan bagaimana sebuah lembaga filantropi bisa menggaji pendirinya hingga mencapai Rp 250 juta per bulan dengan segala fasilitas mewah. Menurut dia, hal ini bukan soal boleh atau tidak, melainkan kepatutan dan etik “Bahwa kita bekerja, iya, tapi apakah kita layak misalnya mengambil dana sejumlah itu," tuturnya.

Abdul Mu’ti mengatakan hal penting lainnya adalah dana-dana yang dikumpulkan oleh lembaga filantropi merupakan hak kaum duafa, yang dititipkan oleh mereka yang ingin membantu karena keterbatasan mengelolanya.

"Nah disinilah sebenarnya faktor etik ini menjadi penting. Jadi persoalannya bukan masalah benar atau salah, tapi patut atau tidak patut. Yang mengukur patut atau tidak patut itu kan diri kita sendiri," ucap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.

Baca juga: Kantor ACT Depok Ditutup usai Pencabutan Izin oleh Kemensos

Berita terkait

Bahli Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

4 menit lalu

Bahli Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi rencana Menteri Bahli Lahadalia membagikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

6 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

6 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

7 hari lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

7 hari lalu

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat mematuhi ketentuan dalam kompilasi hukum Islam bahwa nikah beda agama tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

7 hari lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

11 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

13 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

14 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya