Relokasi Depo Plumpang Ganggu Suplai BBM, Dirut Pertamina Tetap Akan Bangun Buffer Zone
Reporter
Antara
Editor
Iqbal Muhtarom
Kamis, 16 Maret 2023 12:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pembangunan buffer zone atau zona penyangga di Depo Plumpang mendesak untuk segera drealisasikan.
Buffer zone atau zona penyangga merupakan area yang memisahkan antara Terminal BBM atau Depo Plumpang dengan permukiman penduduk di sekitarnya. Ide buffer zone ini kembali muncul setelah kebakaran depo Pertamina Plumpang pada Jumat, 3 Maret 2023.
Menurut Nicke opsi untuk menutup Depo Plumpang tidak mungkin untuk dijalankan karena akan berdampak pada ketahanan suplai BBM secara nasional.
Karena itu, kata dia, agar semuanya aman, masyarakat sekitar depo aman dan operasional suplai BBM juga aman, "maka pembangunan buffer zone ini menjadi suatu hal yang urgent untuk dilakukan," kata Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa, 14 Maret 2023.
Nicke merespons adanya dua pendapat soal apakah Depo Plumpang atau warga di sekitarnya yang direlokasi. opsi relokasi depo disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wapres Ma'ruf Amin.
"Jadi kalau tadi ditanya apakah warganya yang direlokasi atau terminalnya, jawabannya 'dan' tetapi timeframe yang berbeda. Maksudnya warga di sini adalah yang buffer zone karena Terminal Plumpang tidak bisa kita tutup. Ini bisa berpengaruh terhadap ketahanan suplai nasional," ujar dia.
Peran strategis Depo Pertamina Plumpang menjaga ketahanan suplai BBM
<!--more-->
Ia menjelaskan bahwa di Depo Plumpang tidak hanya terdapat tangki penyimpanan BBM, namun juga ada fasilitas-fasilitas lainnya seperti LPG, Pelumas, dan lain-lain. Selain itu, Depo Plumpang juga menyuplai BBM ke 790 SPBU di 19 kabupaten/kota.
"Tidak mudah, tidak bisa serta merta kemudian kami pindahkan, dan ini (Depo Plumpang) menyimpan sekitar 15 persen dari stok nasional," katanya.
Dengan peran strategis TBBM Plumpang akan berdampak value chain pasokan BBM secara nasional. "Jadi, kalau ini kemudian tiba-tiba kami off-kan maka value chain-nya akan terputus sehingga akan mengganggu distribusi," ucap Nicke.
Adapun soal rencana relokasi ke lahan PT Pelindo di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, ia mengatakan lahan tersebut nantinya bakal digunakan untuk mendukung program transisi energi Pertamina.
Bagaimana dengan rencana memindahkan Depo Pertamina ke lahan Pelindo?
<!--more-->
Nicke menjelaskan Pertamina sejak 3 tahun lalu telah menyusun rencana untuk melakukan transisi energi karena permintaan BBM yang akan terus berkurang. Oleh karena itu, Pertamina memerlukan fasilitas untuk membangun produk-produk baru seperti petrochemical, green/sustainable aviation fuel, hydrogen, biofuel, dan lain-lain.
Pengembangan produk-produk baru ini tidak mungkin dijalankan Pertamina di Plumpang. Oleh karena itu, sejak tiga tahun lalu, Pertamina menjalin kerja sama dengan Pelindo untuk membangun kawasan reklamasi seluas 32 hektare lahan. "Kami sebut sebagai green multi purpose terminal dan konsepnya green karena ini kami sesuaikan dengan transisi energi," katanya.
Adapun, kata dia, lahan di Kalibaru tersebut baru siap untuk dibangun pada akhir 2024.
"Kalau yang di Kalibaru yang memang akan kami bangun, dan nanti lahan dari Pelindo itu baru siap dibangun di akhir 2024. Jadi, setelah itu baru kami siap membangun. Itu pun perlu waktu antara 2-3 tahun, sehingga terminal baru ini mungkin baru jadi nanti sekitar 4 atau 5 tahun kemudian," tuturnya.
Pilihan Editor: Dirut Pertamina Ungkap Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Terjadi di Pipa Bukan di Tangki