Denpom Ungkap Rekaman Lengkap CCTV, Benarkah Prada MWB Pelaku Tabrak Lari Pasutri di Bekasi?
Reporter
Desty Luthfiani
Editor
Iqbal Muhtarom
Rabu, 17 Mei 2023 15:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keraguan Rendra Falentino, putra sulung pasangan suami istri korban tabrak lari oleh anggota TNI di Jalan Raya Kampung Sawah, Pondok Melati, Bekasi terjawab.
Kendati sudah diperlihatkan rekaman CCTV, Rendra masih ragu soal pelaku yang sebenarnya yang menabrak orang tuanya hingga tewas. Musababnya, rekaman CCTV yang diperlihatkan ke dia ada yang terpotong. Tidak begitu jelas siapa pengemudi mobil yang menabrak kedua orang tuanya.
Rendra kembali mendatangi Denpom Jaya 2 Cijantung, Jakarta Timur pada Senin, 15 Mei 2023. Ia mendapat panggilan dari pihak TNI untuk memperlihatkan rekaman CCTV urutan sebelum, sesaat dan setelah kejadian tabrak lari yang melibatkan Prada MWB.
Ia datang bersama kuasa hukumnya, sekitar pukul 14.00 WIB. Kemudian, mulai melihat CCTV ekitar pukul 14.30 WIB. Menurut Rendra, penyidik memperlihatkan 4 rekaman CCTV.
“Dari kompleks komandan ada 2 CCTV yang memperlihatkan kendaraan pergi dan kembali. Lalu yang di sekolah SD saka 1 lagi yang di TKP. Total 4 CCTV,” ucapnya.
Sebelumnya, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya atau Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar membenarkan rekaman CCTV yang terpotong dan belum lengkap saat gelar perkara kasus tabrak lari yang menewaskan Sonder Simbolon, 72 tahun dan Tiurmaida, 65 tahun.
Rekaman CCTV terpotong pada saat mobil tiba di rumah
<!--more-->
“Yang kembali ke rumah setelah nabrak nah itu terpotong. Artinya kita dapat bukti belum utuh. Nantinya, kita akan mengambil minta secara resmi kepada yang punya CCTV itu (Danbrigif). Kita minta utuh pada saat pulang mobilnya kelihatan sudah habis nabrak,” kata Irsyad kepada Tempo, Jumat, 12 Mei 2023.
Penyidik Dampom telah menayangkan CCTV saat gelar perkara di Denpom 2 Jaya, Cijantung Jakarta Timur pada Rabu, 10 Mei 2023 lalu. Menurut Irsyad, karena durasinya terlalu panjang dan penyidik membutuhkan waktu untuk mengumpulkan potongan video rekaman CCTV, sehingga terdapat bagian yang terpotong atau belum lengkap.
“Jadi keluarga hanya ingin tahu. Pada saat pulang itu, belum kita ambil beberapa. Memang kita kan butuh waktu untuk penyelidikan itu,” ucapnya.
Irsyad mengatakan bahwa yang diminta Rendra Falentino, putra sulung korban adalah rekaman CCTV yang menunjukkan MWB, 22 tahun TNI berpangkat Prada Tamtama Pengemudi turun dari mobil setelah kecelakaan itu.
Ia juga menjelaskan bagian-bagian CCTV yang diperlihatkan kepada keluarga korban saat gelar perkara, yakni saat Prada MWB masuk mobil akan mengantar anak Komandan Brigif Letkol Mario Cristian Noya ke sekolah, lalu pada saat di parkiran dan pada saat pulang sekolah. Pada bagian menunggu, Irsyad mengatakan CCTV itu dipotong karena durasinya lama.
Pomdam Jaya tak lagi gelar perkara untuk lengkapi CCTV
<!--more-->
Menurutnya, setelah rekaman CCTV terpenuhi tidak ada gelar perkara lagi. Namun, pihaknya akan memanggil lagi pihak keluarga ke Denpom 2 Jaya Cijantung.
“Kita langsung manggil pihak keluarga korban saja untuk menunjukkan itu. Karena keluarga berhak mendapatkan keterangan yang jelas tidak ditutup-tutupi. Gak ada gelar perkara lagi,” katanya.
Sebelumnya, Anak sulung korban tabrak lari, Rendra Falentino, sangsi penabrak orangtuanya adalah anggota TNI berinisial MWB. Sebab, rekaman CCTV yang diperlihatkan penyidik kepada pihak keluarga dicurigai terpotong.
"Oleh sebab itu kami minta supaya dilengkapi CCTV tersebut supaya tidak ada keraguanlah," kata dia saat ditemui di Denpom Jaya 2, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu, 10 Mei 2023.
Sebelumnya, pasangan suami istri, Sonder Simbolon (72 tahun) dan Tiurmaida (65 tahun), menjadi korban tabrak lari di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi pada Kamis, 4 Mei 2023.
Saat gelar perkara, penyidik memperlihatkan rekaman CCTV detik-detik sebelum terjadi insiden. Rendra menuturkan, sebelum kejadian, MWB tampak masuk ke dalam mobil Nissan X-Trail bernomor polisi L 1877 LY.
Dia hendak mengantar putri Komandan Brigif Banten Letnan Kolonel Mario Christian Noya ke sekolah. MWB dengan pangkat Prada ini bertugas sebagai Tamtama Pengemudi atau Tamudi.
Pengemudi Nissan X-Trail tak tampak saat turun di rumah usai tabrak lari
<!--more-->
MWB dan putri Mario yang masih ada di rumah masuk mobil pukul 05.24 WIB. Akan tetapi, tidak tampak keberadaan MWB saat kejadian tersebut. MWB juga tak tampak turun dari mobil. MWB yang kini menjadi tersangka baru terlihat ketika memarkir mobil Mario di sekolah.
Setelah itu, tutur Rendra, kamera CCTV diduga terpotong sekitar lebih dari satu jam. Rekaman berlanjut dengan adegan mobil yang dikendarai MWB berangkat dari sekolah. "Setelah berangkat kejadian menabrak," ujar dia.
Berikut detik-detik sebelum insiden tabrak lari:
05.24 WIB: MWB berangkat mengantar putri Mario
06.12 WIB: sampai di sekolah
06.13 WIB: putri Mario turun dari mobil yang terparkir di sekolah
06.13-07.47 WIB: kamera CCTV tidak menunjukkan kejadian apapun
07.47 WIB: mobil bergerak dari sekolah (tidak terlihat siapa pengemudinya)
07.48 WIB: insiden tabrak lari
07.58 WIB: mobil tiba di rumah Mario
Menurut Rendra, pengemudi masih ada di dalam mobil setibanya di rumah Mario. Sayangnya, rekaman CCTV terpotong. "Jadi, di dalam mobil pun tak terlihat siapa pengemudinya," ucap Rendra.
Karena itulah, dia mendesak penyidik untuk segera melengkapi potongan rekaman CCTV agar tidak menimbulkan kecurigaan. "Bukannya kami meragukan tapi ini mengantisipasi adanya keraguan karena ini kan jadi perhatian publik kasus ini," ucapnya.
Namun berdasarkan rekaman CCTV terbaru yang diperlihatkan kepada dirinya pada Senin, 15 Mei 2023 lalu, Rendra kini percaya bahwa Prada MWB memang benar pelaku tabrak lari.
Rekaman yang lengkap itu menunjukkan postur tubuh dari Prada MWB. Meski menurutnya, rekaman CCTV memiliki resolusi yang kurang jelas.
“Berdasarkan dari CCTV yang diperlihatkan, kami berkesimpulan memang benar pelaku MWB dan sudah menjawab keraguan kami dari pihak keluarga,” kata Rendra saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 Mei 2023.
Pilihan Editor: Kasus Tabrak Lari Anggota TNI Tewaskan Pasutri di Bekasi, CCTV di Pomdam Tak Perlihatkan Pengemudi Mobil