Heru Budi: Oktober Ada Penambahan 22 Bus Listrik Transjakarta
Reporter
Desty Luthfiani
Editor
Iqbal Muhtarom
Kamis, 7 September 2023 12:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan akan ada penambahan bus listrik Transjakarta pada Oktober mendatang.
Penambahan bus listrik tersebut untuk mencapai target 100 bus listrik pada tahun 2023. Jumlah tersebut akan ditambah setiap tahunnya.
“Oktober ini sudah masuk lagi 21 atau 22 saya lupa. Jadi total di 2023 ini 100,” kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 7 September 2023.
Heru mengatakan pemenuhan target 100 bus listrik tidak bisa dilakukan sekaligus namun harus dilakukan secara bertahap. Anggaran pengadaan bus listrik ini, kata Heru menjadi tanggung jawab Transjakarta.
Heru mengaku lupa nominal anggarannya, namun penganggaran dilakukan oleh TransJakarta. “Di TransJakarta ada, lupa (nominal anggarannya),” katanya.
Tidak ada tambahan insentif untuk bus listrik
Juni lalu, Kepala Dinas Perhubungan atau Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan tidak ada penambahan insentif untuk pengadaan 100 unit bus listrik Transjakarta karena akan dikompensasikan ke biaya per kilometer dan masa kontrak.
“Memang secara harga investasi bus listrik lebih mahal dari bus konvensional (mengkonsumsi BBM) dalam hal ini, tetapi itu dikompensasi dengan panjang kontrak,” kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2023.
Syafrin menjelaskan bus konvensional memiliki panjang kontrak lima tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan tujuh tahun, maka panjang kontrak untuk bus listrik menjadi 10 tahun.
“Sehingga ini terdistribusi normal dan kalau pun ada penambahan biaya PSO (public service obligation) itu paling tinggi 30 persen untuk rupiah per kilometernya,” ujarnya.
Pengadaan bus listrik 30 persen lebih mahal
Sebelumnya, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyebut biaya pengadaan bus listrik lebih mahal ketimbang bus berbahan bakar fosil. Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza saat itu, menyebut pihaknya perlu mengucurkan biaya 30 persen lebih mahal untuk membeli bus listrik.
"Biaya investasi bus listrik saat ini kan masih cukup besar. Saat ini, kami bayar (pengadaan) bus listrik lebih kurang 30 persen lebih mahal dibandingkan solar," ujar dia dalam rapat di Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Rabu, 7 Juni 2023.
Karena itu, Transjakarta sempat mengajukan permohonan insentif untuk pengadaan bus listrik. Biaya pengadaan bus listrik ini, kata Welfizon, membebani keuangan Transjakarta dan operator swasta. Oleh sebab itu, PT Transjakarta meminta insentif lebih dari Pemprov DKI Jakarta.
Tujuannya agar PT Transjakarta bisa lebih memaksimalkan penggunaan bus listrik di Jakarta. "Kami mencoba mencari alternatif karena harusnya insentif-insentif ini kan semua instansi dan lembaga juga memberikan dukungan, seperti misalnya mengenai PPn dan segala macam yang sedang dibahas," kata Welfizon.
Namun menurut Syafrin Liputo, prinsip pembiayaan dari pengadaan bus listrik ini adalah kontraknya.
“Capaian maksimum kilometer per bus untuk jangka waktu 10 tahun. Itu sudah dihitung. Jadi satu bus satu tahun rata-rata per hari dia melayani sekian kilometer itu yang nanti akan dihitung,” katanya.
MUTIA YUANTISYA
Pilihan Editor: 22 Bus Listrik Transjakarta Tiba, Siap Mengaspal di Jakarta Mulai Maret 2023