Pemerintah Depok Didesak Waspadai Cacar Monyet, Potensi Penularan di Daerah Penyangga Lebih Cepat

Jumat, 3 November 2023 05:00 WIB

Cacar monyet. WHO

TEMPO.CO, Depok - Pengamat politik dan kebijakan publik Yusfitriadi mengatakan Kota Depok harus ekstra waspada terhadap penyebaran monkeypox atau cacar monyet. Potensi penyebaran wabahnya di daerah penyangga DKI Jakarta, lebih cepat dari daerah lain.

Menurut pendiri Lembaga Studi Visi Nusantara Maju ini, kota Depok harus belajar dari pengalaman pandemi Covid-19. "Hal tersebut disebabkan tidak kuatnya mitigasi sebagai bentuk antisipasi dari mewabahnya virus tersebut," kata Yusfitriadi, Kamis, 2 November 2023.

Pada saat ini, Monkeypox baru terdeteksi dengan jelas di wilayah DKI Jakarta. Namun semakin banyak warga DKI yang terindikasi cacar monyet tersebut.

"Tentu saja hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Terutama dalam hal ini instrumen kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah dari mulai pusat sampai kepada struktur yang paling bawah," ujarnya.

Salah satu bentuk antisipasinya adalah dengan memetakan potensi area penyebaran virus tersebut. Bila banyak kasus terkonfirmasi positif monkeypox di DKI Jakarta, maka kewaspadaan, mitigasi dan antisipasi ekstra harus lebih ditingkatkan di wilayah penyangga, seperti Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi.

"Pola kehidupan masyarakat yang tidak sehat dan kondisi lingkungan yang membuat nyaman tumbuh dan berkembangnya wabah virus, serta kontak visik dengan masyarakat yang berasal dari wilayah yang sudah terkena wabah tersebut," ujarnya

Advertising
Advertising

Menurut Yusfitriady, Kota Depok memiliki hampir semua karakter tersebut. Sebagai daerah urban, hampir 30 persen warganya setiap hari keluar masuk wilayah Jakarta, baik itu sebagai pekerja, wiraswastawan, mahasiswa.

"Sehingga kondisi ini memiliki potensi lebih besar percepatan dan penularan wabah virus monkeypox tersebut dibandingkan wilayah lain yang tidak memiliki karakteristik masyarakat seperti Kota Depok," ujarnya.

Karena itu tentu saja bentuk mitigasi dan antisipasinya pun harus segera dan harus ekstra, misalnya pemahaman monkeypox, baik bagi kalangan instasi pemerintah, swasta maupun masyarakat.

"Pemantauan terhadap masyarakat urban melalui berbagai akses dan kesiapan perangkat kesehatan yang menunjang proses penanganan wabah virus monkeypox tersebut," katanya.

Untuk menghadapi potensi penularan Mpox, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Depok Umi Zakiati belum bisa memaparkan upaya khusus yang telah dilakukan. "Terakhir belum ada laporan terkonfirmasi positif," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati juga belum menanggapi pertanyaan Tempo tentang upaya antisipasi dan mitigasi cacar monyet di kota ini.

Yusfitriadi mendesak Wali Kota Depok harus segera melakukan evaluasi atas potensi penyebaran cacar monyet. Pejabat pemerintahan juga harus terbuka atas upaya yang dilakukan. "Kalau memang tidak siap jadi pelayan publik, mendingan mundur saja dari pada akibat informasi yang tidak memadai kemudian masyarakat yang dikorbankan," ucap Yusfitriadi.

RICKY JULIANSYAH

Pilihan Editor: Kasus Cacar Monyet di Jakarta Bertambah Jadi 25 Kasus

Berita terkait

Periksa 14 Saksi Kasus Bullying SMP di Bojonggede, Polisi Ungkap Fakta Baru

3 jam lalu

Periksa 14 Saksi Kasus Bullying SMP di Bojonggede, Polisi Ungkap Fakta Baru

Setelah polisi melakukan pendalaman akhirnya terungkap penyebab utama bullying terhadap siswi SMP Al-Basyariah Bojonggede itu.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tahan Dua Anak Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bojonggede

1 hari lalu

Polres Metro Depok Tahan Dua Anak Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bojonggede

Peristiwa bullying atau perundungan siswi SMP ini viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

2 hari lalu

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkap kasus dugaan bullying terhadap siswinya karena berebut cowok.

Baca Selengkapnya

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

2 hari lalu

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

Seorang pelajar putri dari sebuah SMP melakukan bullying terhadap siswi dari SMP lain di Depok.

Baca Selengkapnya

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

2 hari lalu

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

PPDB 2024 di Depok dibuka serentak untuk seleruh jenjang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

2 hari lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

3 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

3 hari lalu

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

Petugas Satpol PP menurunkan spanduk kandidat Wali Kota Depok mendapat kritik dari politikus PDIP. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

3 hari lalu

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon statement kandidat calon Gubernur Jawa Barat dari PAN, Bima Arya yang mengatakan Depok panas dan kurang penghijauan.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

3 hari lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya