Kasus Pelecehan di KRL, Polres Jaksel Periksa 5 Personel Polsek Tebet

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Febriyan

Minggu, 21 Juli 2024 13:03 WIB

Petugas berkebaya melakukan sosialisasi tentang pencegahan pelecehan seksual di transportasi publik saat menyambut Hari Kartini di dalam KRL, Jakarta, 20 April 2018. Kegiatan ini bertujuan memberi pemahaman kepada pengguna KRL mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual yang bisa saja terjadi. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Seksi Profesi dan Pengamanan Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa lima personel Polsek Tebet dalam kasus pelanggaran kode etik. Lima personel itu diduga mengeluarkan kalimat tak pantas saat menerima laporan pelecehan terhadap seorang penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) berinisial QHS.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Polisi Nurma Dewi mengatakan, lima personel tersebut telah menjalani pemeriksaan. "Sudah diperiksa lima orang oleh Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam)," ujar Nurma saat dihubungi, Ahad, 21 Juli 2024.

Pemeriksaan itu dilakukan sehari setelah sebuah utas yang ditulis oleh QHS di media sosial X viral. Namun Nurma tidak merincikan siapa saja identitas polisi yang diperiksa dan kapan hasil putusan proses kode etik akan disampaikan.

"Mereka petugas dari Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan reserse kriminal," kata dia.

Kasus ini berawal ketika QHS saat naik KRL dari Stasiun Duren Kalibata tujuan Stasiun Jakarta Kota pukul 20.15 WIB pada Selasa 16 Juli 2024. Seorang laki-laki berinisial HG (50 tahun) yang duduk tepat di depannya merekamnya tanpa izin.

Advertising
Advertising

Aksi HG itu dipergoki seorang petugas keamanan kereta yang sebenarnya sedang tak bertugas. Petugas itu lantas memberitahukan aksi HG kepada QHS yang kemudian melapor kepada petugas keamanan lainnya yang sedang bertugas. Pelaku pun sempat ditahan petugas keamanan kereta saat tiba di Stasiun Kota.

Saat diperiksa, petugas menemukan sejumlah video QHS yang sedang duduk di dalam kereta. QHS awalnya melaporkan aksus ini ke Polsek Metro Tamansari, namun ditolak karena alasan perbedaan wilayah hukum.

Selanjutnya korban melapor ke Polsek Metro Menteng, laporannya ditolak lagi dengan alasan yang sama. Kemudian diarahkan melapor ke Polsek Tebet, namun QHS merasa dilayani dengan tidak patut oleh polisi yang berjaga di sana.

Petugas bahkan membuat komentar tidak pantas, seperti "Mbaknya divideoin karena cantik lagi," dan "Mungkin bapaknya fetish."

QHS diminta melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan, tapi kasus ini tidak diproses karena tidak memenuhi kriteria pelecehan seksual sesuai ketentuan hukum. “Mbak, kasus ini tidak bisa ditindak pidana karena memang harus sesuai dengan ketentuan harus keliatan alat vital atau sensitif,” tutur seorang polwan, kata QHS yang mengingat ucapan itu.

Akhirnya, HG hanya diminta membuat surat pernyataan dan video permintaan maaf. QHS yang merasa menjadi korban pelecehan pun merasa kecewa terhadap penanganan polisi, tapi dia mengapresiasi tindakan cepat dan koordinasi pihak PT KAI (Persero) yang membantu selama proses ini.

“Sebagai seorang korban yang masih dalam rasa trauma dan ketakutan, harus berhadapan dengan birokrasi pelaporan yang berbelit,” kata QHS.

Berita terkait

Cegah Penipuan Rekrutmen PT KAI: Abaikan Pihak yang Menjanjikan Kelulusan

6 jam lalu

Cegah Penipuan Rekrutmen PT KAI: Abaikan Pihak yang Menjanjikan Kelulusan

PT KAI menegaskan bahwa rekrutmen pekerja di perusahaan tersebut gratis. Jika ada yang meminta uang dan menjanjikan kelulusan itu adalah penipuan.

Baca Selengkapnya

Perundungan di Binus School Simprug, Sunan Kalijaga: Korban Memang Dibully dan Dipukul di Kamar Mandi

1 hari lalu

Perundungan di Binus School Simprug, Sunan Kalijaga: Korban Memang Dibully dan Dipukul di Kamar Mandi

Pengacara korban perundungan di Binus School Simprug membantah pernyataan pihak sekolah bahwa peristiwa yang diadukan adalah perkelahian.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Buka Suara soal Pencurian Sepeda di Stasiun TMII

1 hari lalu

LRT Jabodebek Buka Suara soal Pencurian Sepeda di Stasiun TMII

Seorang penumpang LRT Jabodebek menceritakan kasus pencurian sepeda yang dialaminya di Stasiun TMII. Apa kata pengelola?

Baca Selengkapnya

Penumpang LRT Jabodebek Kehilangan Sepeda di Lahan Parkir Stasiun TMII

2 hari lalu

Penumpang LRT Jabodebek Kehilangan Sepeda di Lahan Parkir Stasiun TMII

Riki Gusmara kehilangan sebuah sepeda lipat yang ia parkir di area yang disediakan oleh PT KAI di Stasiun LRT TMII

Baca Selengkapnya

Warga Minta Penundaan, PT KAI Tetap akan Lakukan Pengosongan Bong Suwung Jogja

2 hari lalu

Warga Minta Penundaan, PT KAI Tetap akan Lakukan Pengosongan Bong Suwung Jogja

Penasehat Aliansi Bong Suwung, Chang Wendryanto, menegaskan negara bertanggung jawab atas penggusuran warga yang akan direlokasi oleh PT KAI.

Baca Selengkapnya

Seorang Polisi Diduga Menipu Makmurdin, Janjikan Jadi Teknisi PT KAI Asal Serahkan Rp 50 Juta

2 hari lalu

Seorang Polisi Diduga Menipu Makmurdin, Janjikan Jadi Teknisi PT KAI Asal Serahkan Rp 50 Juta

Seorang polisi berpangkar bripda diduga menipu Makmurdin Muslim. Pria 27 tahun itu kehilangan Rp 50 juta, dan tak jadi pegawai PT KAI.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem, Rencana Kenaikan Tiket KRL Berbasis NIK Tunggu Presiden Baru?

2 hari lalu

Jokowi Ingatkan Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem, Rencana Kenaikan Tiket KRL Berbasis NIK Tunggu Presiden Baru?

Dirjen Perkeretaapian mengatakan, belum ada kepastian naik tidaknya tiket KRL, namun Jokowi mengingatkan menteri jangan buat kebijakan ekstrem.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi saat Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Terakhir, INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK

3 hari lalu

Terkini: Pesan Jokowi saat Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Terakhir, INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK

Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah pesan dalam sidang kabinet paripurna kedua sekaligus yang terakhir kalinya bersama para menteri di IKN hari ini.

Baca Selengkapnya

Ini Kerugian Pengguna Jika Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK Diterapkan

3 hari lalu

Ini Kerugian Pengguna Jika Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK Diterapkan

Pemerintah mengkaji wacana subsidi tiket KRL berbasis NIK. Berikut kerugian bagi pengguna KRL bila peraturan itu diterapkan.

Baca Selengkapnya

Kritisi Rencana Kenaikan Tarif KRL Berbasis NIK, Pengamat Transportasi: Angkutan Umum, Tarifnya Umum

3 hari lalu

Kritisi Rencana Kenaikan Tarif KRL Berbasis NIK, Pengamat Transportasi: Angkutan Umum, Tarifnya Umum

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang mengkritisi rencana pemerintah menaikkan tarif KRL berbasis NIK.

Baca Selengkapnya