Rosiana Ungkap Derita Kakaknya jadi Korban TPPO Disekap di Myanmar: Penyiksaan 300 Kali, Komunikasi Sulit

Rabu, 21 Agustus 2024 15:44 WIB

Konferensi pers Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) bertajuk "Jerat Kerja Paksa dan Perbudakan Siber Hybrid Online & Offline" Pada hari rabu 21 Agustus 2024. TEMPO/ Diva Suukyi Larasati

TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Rosiana, keluarga korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) asal Bandung, mengungkapkan kisah tragis yang dialami oleh kakaknya, Wildan Rohdiawan. Rosi menceritakan kakaknya dijanjikan pekerjaan di Korea pada akhir 2022 oleh seorang mahasiswa dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Korea.

Tak jadi ke Korea, Wildan akhirnya ditawari pekerjaan di Thailand. Namun, setelah Wildan berangkat, komunikasi dengan keluarga terputus. Keluarga awalnya menduga Wildan berada di Thailand, kemudian terungkap bahwa kakaknya disekap di Myanmar.

"Kakak saya disekap, dipaksa bekerja 18-20 jam per hari dan mengalami penyiksaan sebanyak 300 kali. Dipukul, dicambuk, semuanya sudah dirasakan kakak saya," ungkap Rosi dengan penuh emosi saat konferensi pers di YLBHI Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

Ia mengatakan alat komunikasi Wildan telah dirampas oleh sindikat sehingga membuat komunikasi sangat sulit. Pihak keluarga pun sudah berupaya untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, termasuk melalui Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan instansi lainnya. Namun hingga kini belum ada solusi konkret. "Sudah dua tahun berlalu, kami masih belum bisa berkomunikasi langsung dengan kakak saya. Dan pelaku utama dari LPK yang merekrut kakak saya belum juga ditangkap oleh pihak berwenang," ujar Rosi.

Wildan, lulusan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Sukabumi, Jawa Barat, awalnya berencana bekerja di Korea pada 2020. Namun Wildan gagal. Setelah itu, ia sempat bekerja sebagai guru honorer di Kabupaten Bandung Barat dan di instansi pemerintah. Pada 2021, Wildan kembali dihubungi oleh pihak LPK, yang mengabarkan pada 2022 bahwa ia belum bisa berangkat ke Korea. Wildan disarankan untuk bekerja di Thailand, di anak perusahaan yang terkait.

Advertising
Advertising

Wildan akhirnya berangkat ke Thailand pada November 2022. Nmun setelah itu, komunikasi dengan keluarganya terputus hingga Juni 2023. Pihak keluarga lalu menemukan bahwa Wildan sebenarnya terjerat dalam Kasus TPPO dan disekap di Myanmar. Wildan dipaksa untuk bekerja selama 20 jam setiap hari. Pihak keluarga mengetahui itu ketika Wildan berhasil menghubungi keluarganya kembali dan menceritakan hal yang menimpanya.

Pilihan Editor: Rampungkan Penyidikan Kasus KDRT Armor Toreador, Polres Bogor Limpahkan Berkas ke Kejaksaan

Berita terkait

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

13 jam lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Profil Brandoville Studios, Perusahaan Animasi yang Bosnya Siksa Karyawan

13 jam lalu

Profil Brandoville Studios, Perusahaan Animasi yang Bosnya Siksa Karyawan

Profil Brandoville Studios, perusahaan animasi yang bosnya dilaporkan ke polisi karena aniaya karyawan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Keunikan dan Sejarah Chuseok Thanksgiving Ala Korea

14 jam lalu

Mengenal Keunikan dan Sejarah Chuseok Thanksgiving Ala Korea

Secara historis, Chuseok telah dirayakan oleh masyarakat Korea selama berabad-abad.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

14 jam lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Delegasi Fikom Unpad Juara Pertama Putra-Putri Padjadjaran 2024, Berikut Kesan Zaidan dan Ditha

1 hari lalu

Delegasi Fikom Unpad Juara Pertama Putra-Putri Padjadjaran 2024, Berikut Kesan Zaidan dan Ditha

Rafi Ahmad Zaidan dan Raden Roro Anindhita terpilih sebagai juara 1 Putra-Putri Padjadjaran 2024, keduanya dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

1 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

1 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

1 hari lalu

Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

Seorang warga Sukabumi mengadu ke ormas gara-gara sepeda motornya dirampas debt collector di jalan. Menyulut serangan ke anggota ormas lain.

Baca Selengkapnya

Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

1 hari lalu

Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

Korban penipuan diiming-imingi keuntungan sepuluh kali lipat setelah menjalankan ritual khusus.

Baca Selengkapnya