KPK Berharap Capim Terpilih Berintegritas, Eks Penyidik Sebut Ada Proses Politis

Rabu, 2 Oktober 2024 17:20 WIB

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardhika ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 3 September 2024. TEMPO/Defara

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap 10 calon pimpinan (Capim) KPK adalah pilihan terbaik dari yang terbaik. Sepuluh nama itu telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo pada 1 Oktober 2024, dan DPR akan memilih 5 orang pimpinan KPK.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, harapan lembaga ini sama persis dengan harapan masyarakat Indonesia. " Kita semua menginginkan sosok-sosok nakhoda yang kredibel, yang memiliki integritas dan dapat membawa kapal lembaga ini mengarungi gelombang," kata Tessa dalam jumpa pers di Gedung KPK, Selasa 1 Oktober 2024. “Gelombang perlawanan koruptor, gelombang pemberantasan korupsi, dan itu tidak mudah.”

Tessa mengatakan, KPK berharap setelah nama 10 capim KPK ini diserahkan, para wakil rakyat di Komisi III dapat memilih yang terbaik. “Kita doakan agar didapatkan Pimpinan KPK berikutnya yang terbaik,” katanya.

Ada Proses Politis

Ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha menyebut 10 nama capim KPK yang diusulkan itu adalah pilihan presiden, padahal berdasarkan ketentuan Pasal 30 ayat 9 UU KPK, pengusul seharusnya adalah KPK. "Jangan sampai pengumuman pansel ke publik menjadi distorsi sehingga seakan Presiden tidak bertanggungjawab atas pilihan ini," kata Praswad dalam keterangan tertulis yang di terima Tempo, Rabu 2 Oktober 2024..

Advertising
Advertising

Menurut eks penyidik KPK itu, dari 10 nama tersebut, masih ada calon yang problem etiknya belum tuntas. "Bahkan terbukti gagal membawa KPK pada kinerja yang baik,” katanya.

Dia mengatakan, proses selanjutnya adalah proses politik, yang ditentukan oleh DPR. Harus ada pencegahan potensi proses transaksional yang bermuara pada naik atau tidaknya perkara. Jangan sampai pilihan jatuh pada pimpinan bermasalah sehingga menjadi sandera politik ketika menjabat. DPR harus menunjukkan komitmen politik dalam pemberantasan korupsi.

“Tanpa adanya sikap tersebut, maka perbaikan KPK hanya menjadi slogan politik tanpa isi perubahan ke arah yang lebih baik,” tuturnya.

Dia mengingatkan, konflik kepentingan menjadi isu serius pada KPK periode sebelumnya. Untuk itu, upaya mencegahnya harus dilakukan dengan serius, termasuk seluruh kandidat dari unsur penegak hukum harus berhenti sebelum dilantik.

Double loyalty akan menjadi persoalan yang membuat mudahnya intervensi penanganan kasus ketika berhubungan dengan kasus hukum yang berasal dari instansi asalnya serta kasus yang dititipkan melalui institusi asalnya. “Monoloyalitas adalah harga mati untuk menjaga indepedensi KPK,” kata Praswad.

Pilihan Editor: Eks Ketua DPD Gerindra Muhaimin Syarif Kuasai Puluhan Proyek Pemerintah Provinsi Maluku Utara

Berita terkait

Ragam Reaksi terhadap Capim dan Calon Dewas KPK yang Lolos Seleksi Akhir

15 menit lalu

Ragam Reaksi terhadap Capim dan Calon Dewas KPK yang Lolos Seleksi Akhir

KPK berharap Komisi III DPR dapat memilih calon pimpinan KPK yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Lengser, Presiden Jokowi Sudah Mengajukan Pindah Domisili ke Solo

1 jam lalu

Siap-siap Lengser, Presiden Jokowi Sudah Mengajukan Pindah Domisili ke Solo

Presiden Jokowi akan tinggal di Solo setelah lengser 20 Oktober 2024. Ia akan menempati rumah pensiun dan berhak atas pensiun Rp30 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Riset Celios: Ekspor Pasir Laut Menguntungkan Pengusaha, Bukan Negara

3 jam lalu

Riset Celios: Ekspor Pasir Laut Menguntungkan Pengusaha, Bukan Negara

Center of Economic and Law Studies (Celios) merilis laporan terbaru terkait pembukaan ekspor pasir laut. Dianggap menguntungkan pengusaha bukan negara

Baca Selengkapnya

Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

4 jam lalu

Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

Anak perusahaan Arsari Group milik Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, ikut mendaftar sebagai calon penambang pasir laut.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Anggota DPR yang Pakai Kostum Ultraman Saat Pelantikan

4 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Anggota DPR yang Pakai Kostum Ultraman Saat Pelantikan

Anggota DPR terpilih dari Partai Golkar mengenakan kostum Ultraman saat pelantikan anggota DPR periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Daftar Proyek Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang Diduga Diatur Muhaimin Syarif

5 jam lalu

Daftar Proyek Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang Diduga Diatur Muhaimin Syarif

Muhaimin Syarif diduga mengerjakan proyek di lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan pembagian keuntungan 10-15 persen.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Jokowi, Ekonom Sebut Pemerintah Gagal Jalankan Industrialisasi

5 jam lalu

10 Tahun Jokowi, Ekonom Sebut Pemerintah Gagal Jalankan Industrialisasi

Ekonom Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, menyatakan dua periode pemerintahan Jokowi gagal menjalankan industrialisasi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Pemindahan ASN ke IKN Menunggu Kesiapan Ekosistem, Menpan RB: Masih Ada Jalan Berdebu

5 jam lalu

Pemindahan ASN ke IKN Menunggu Kesiapan Ekosistem, Menpan RB: Masih Ada Jalan Berdebu

Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengatakan pemerintah belum akan memindahkan ASN ke IKN.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Maaf Lagi: Saya Manusia Biasa yang Penuh Kesalahan

6 jam lalu

Jokowi Minta Maaf Lagi: Saya Manusia Biasa yang Penuh Kesalahan

Presiden Jokowi pamitan lagi. Kali ini di Pasar Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT.

Baca Selengkapnya

Sosok Sultan Najamudin yang Kalahkan La Nyalla Mattalitti, Resmi Memimpin DPD RI Periode 2024-2029

6 jam lalu

Sosok Sultan Najamudin yang Kalahkan La Nyalla Mattalitti, Resmi Memimpin DPD RI Periode 2024-2029

Sultan Najamudin terpilih sebagai Ketua DPD RI 2024-2029, mengalahkan Aa La Nyalla Mattalitti. Pernah maju sebagai Wakil Gubernur Bengkulu.

Baca Selengkapnya