TEMPO Interaktif, Jakarta - Edward Parulian, 35 tahun, seorang pria bertato yang diduga preman babak belur dihajar tetangganya di RT 01 RW 12, Pademangan Barat, Jakarta Utara, Rabu (26/5) sore. Bahkan pria berbadan besar ini juga menderita luka bacokan dan tusukan senjata tajam pengeroyok.
Pengeroyokan yang dilakukan tidak jauh dari rumah korban ini terjadi sekitar pukul 16.00. "Dia dikeroyok karena warga kesal dengan kelakuannya yang sering membuat keonaran," kata Warsit, Ketua RT 01, saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (26/5).
Selain membuat onar, Edwartd diduga kerap menganiaya tetangganya, termasuk ibu-ibu dan anak-anak di bawah umur. Aksi pemukulan itu dilakukan tanpa alasan jelas.
Sayangnya, Warsit mengaku tidak tahu siapa pelaku pembacokan dan penusukan terhadap korban. "Soalnya, saat saya sampai di lokasi kejadian, dia sudah bersimbah darah," ujar dia.
Kini Edward sedang mendapatkan pertolongan medis di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Koja, karena luka bacok dan tusuk yang dideritanya cukup parah. Pria ini harus mendapat 10 jahitan di tangan kiri, dan 15 jahitan di punggung.
WAHYUDIN FAHMI
Pengeroyokan yang dilakukan tidak jauh dari rumah korban ini terjadi sekitar pukul 16.00. "Dia dikeroyok karena warga kesal dengan kelakuannya yang sering membuat keonaran," kata Warsit, Ketua RT 01, saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (26/5).
Selain membuat onar, Edwartd diduga kerap menganiaya tetangganya, termasuk ibu-ibu dan anak-anak di bawah umur. Aksi pemukulan itu dilakukan tanpa alasan jelas.
Sayangnya, Warsit mengaku tidak tahu siapa pelaku pembacokan dan penusukan terhadap korban. "Soalnya, saat saya sampai di lokasi kejadian, dia sudah bersimbah darah," ujar dia.
Kini Edward sedang mendapatkan pertolongan medis di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Koja, karena luka bacok dan tusuk yang dideritanya cukup parah. Pria ini harus mendapat 10 jahitan di tangan kiri, dan 15 jahitan di punggung.
WAHYUDIN FAHMI
