Barang bukti tindak pencurian dengan kekerasan terhadap minimarket dan apotek yang beroperasi 24 jam di wilayah Jakarta Timur saat rilis di halaman Markas Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, 16 April 2015. Polisi berhasil mengamankan barang bukti dari tangan tersangka berupa ponsel, uang tunai Rp 1 juta dari minimarket, dan Rp 300 ribu dari apotek. Tempo/M IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Kepolisian Resor Jakarta Utara menangkap seorang tersangka pencuri handphone bernama Haval Fadhil Hameed, 42 tahun, yang merupakan warga negara Irak. Dia sempat mengamuk di kantor polisi, setelah tertangkap mencuri handphone di apartemen Sunter Icon Tower East, Lantai 11 No. 112 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 03 Januari 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, Haval menggunakan celana bola berwana hitam bergaris merah dan kaus khas tahanan berwarna kuning. Ia terlihat duduk santai sambil menutupi separuh wajahnya dengan baju tahanan berwarna kuning yang tengah dikenakannya. Bahkan dari percakapan yang ada Haval begitu fasih menggunakan bahasa Indonesia.
Sesekali Haval menengok kiri dan kanan dengan wajah penuh kebingungan. Saat beberapa wartawan hendak mengambil gambarnya, Haval justru mengamuk dan berusaha mengambil kamera yang diarahkan ke mukanya di Aula Polres Jakarta Utara. "Jangan ambil gambar saya," ujar dia sambil berteriak di Kantor Polisi Resort Metro Jakarta Utara, Selasa, 5 Januari 2016.
Tidak hanya itu, bahkan saat petugas mencoba untuk meminta paspor miliknya, ia bahkan balik memarahi polisi karena enggan dimintai keterangan. Beberapa polisi meredam emosi tersangka yang berupaya keluar dari aula. "Saya tidak mau di sini," katanya.
Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Susetio Cahyadi mengatakan tidak hanya saat di aula tersangka berprilaku kasar, namun saat ditangkap petugas pun ia sempat mengamuk dan melawan petugas. " Buktinya bisa dilihat baju tersangka robek," ucap dia sambil menunjukan barang bukti berupa baju orange yang digunakan tersangka saat mencuri.
Tidak hanya itu Susetio menuturkan jika tersangka merupakan orang yang terlatih, sebab berdasarkan informasi yang dihimpun oleh kepolisian tersangka pernah dididik secara militer. Bahkan untuk menangkapnya pun petugas sempat dihebohkan lantaran perlu aksi kejar-kejaran. "Dugaan awal tersangka pernah menjadi pasukan komando di negaranya," ucapnya.