Pasien Alergi Obat Ditolak di Rumah Sakit

TEMPO Interaktif, Jakarta:Seorang pasien Sindrom Stevens-Jhohnson (gejala alergi obat) ditolak di sejumlah rumah sakit. Kini pasien yang membutuhkan perawatan lebih intensive itu dirawat di Puskesmas Sepatan, Tangerang. Susilastri, 21 tahun kini terbaring lemah di puskesmas. Matanya tertutup tak bisa dibuka karena kelopak matanya lengket. Bibir atas dan bawahnya bengkak dan melepuh seperti terbakar. Pada bagian wajah dan sekujur tubuhnya tumbuh bercak merah dan hitam berukuran besar dan kecil.Diruang rawat Puskesmas itu, anak sulung dari pasangan Ade Maman, 45 tahun dan Madiah, 40 tahun ini terbaring lemah. "Saya sudah berusaha membawa anak saya kejumlah rumah sakit, tapi semua menolak dan mengatakan semua ruangan penuh," ujar Ade Maman, 45 tahun, ayah Susi saat ditemui Tempo di Puskesmas Sepatan hari ini. Maman menuturkan, pekan lalu, Susi mengalami demam. Dia membawanya ke Kilinik 24 jam. Dokter Klinik memberinya sejumlah obat termasuk obat antibiotik. "Sejak itulah anak saya merasakan seluruh badannya panas dan tumbuh bercak merah di wajah dan sekujur tubuhnya," kata pedagang sayur itu. Maman dan isterinya berusaha membawa anaknya ke sejumlah rumah sakit di Tangerang." Tapi semua mengatakan penuh," ujarnya. Dokter David Setiawan, yang menangani Susi menyatakan Susi menderita Sindrom Stevens-Jhohnson (gejala alergi obat). "Saat ini kondisinya belum terlalu parah, masih ada harapan untuk sembuh jika dirawat dirumah sakit oleh dokter spesialis,"ujarnya. Joniansyah