TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi inspektur upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-89 di Lapangan IRTI Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin pagi, 30 Oktober 2017. Upacara ini dihadiri semua pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia.
Saat tiba di lapangan upacara, Anies terlihat datang bersama istrinya, Fery Farhati. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno dan istrinya, Nur Asia, pun terlihat datang. Anies dan Sandi datang pukul 07.30 WIB. Keduanya disambut anak-anak yang berpakaian adat dari berbagai macam daerah.
Anies-Sandi menerima buket bunga dari anak-anak tersebut. Anies-Sandi membalas dengan menyalami mereka. "Kelas berapa?" tanya Anies kepada salah satu anak yang membawa bunga. "Kelas VI, Pak," kata anak itu.
Upacara Sumpah Pemuda dimulai pukul 07.40. Hari ini pertama kalinya Anies menjadi inspektur upacara sejak dilantik sebagai Gubernur DKI. Upacara dimulai dengan mengheningkan cipta, kemudian pembacaan teks Pancasila, naskah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan putusan Kongres Pemuda II.
Anies menyampaikan pidato Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Menurut Anies, sudah sepatutnya pemuda Indonesia bersyukur kepada pemuda dulu yang memberikan sumbangsih terhadap Sumpah Pemuda.
"Sudah saatnya kita teladani mereka. Coba bandingkan dengan era sekarang, transportasi sangat mudah. Untuk terhubung dengan yang jauh saja cukup dengan alat komunikasi," ujar Anies.
Yang disayangkan, tutur Anies, karena akses komunikasi yang lancar, kita sering berselisih paham serta menebar kebencian dan fitnah.
Di era Sumpah Pemuda saat ini, seolah-olah persatuan terhalang tembok raksasa, sehingga tidak bisa ditembus di tengah kemajuan teknologi.
"Padahal teknologi lebih mudah dipakai berkumpul dan berinteraksi sosial. Tidak ada ruang untuk membenci. Semua dapat dikonfirmasi dalam hitungan detik," kata Anies.
LARISSA HUDA