TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan ke-72 di Lapangan Eks IRTI Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Sandiaga menjadi inspektur upacara menggantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tengah ikut upacara di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, bersama Presiden Joko Widodo.
Mengenakan seragam batik Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Sandiaga tiba pukul 07.20 di lokasi upacara. Upacara dimulai pukul 08.00 WIB. Para peserta upacara, yakni aparatur sipil negara (ASN) DKI, juga terlihat mengenakan seragam batik Korpri biru.
Upacara Hari Pahlawan berjalan khidmat, mulai pengibaran bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, pembacaan naskah Pancasila, pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan pembacaan beberapa pesan pahlawan nasional. Selain itu, Sandi membacakan pidato Menteri Sosial Khofifah Indra Parawansa.
Baca: Pejalan Kaki Beri Tahu Sandiaga Uno Cara Bereskan Tanah Abang
Dalam pidato tersebut, Sandi menuturkan para pendiri bangsa menyampaikan pesan penting kepada kita. Pesannya, ucap Sandi, setelah kemerdekaan diraih, tahapan selanjutnya adalah semua rakyat Indonesia harus bersatu untuk bisa memasuki tahapan bernegara. Selanjutnya, ujar Sandi, akan tercipta masyarakat yang berdaulat, adil, dan makmur.
"Karena pesan fundamental itulah, peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017 ini kita mengambil tema ‘Perkokoh Persatuan Membangun Negeri’," ujar Sandi di Lapangan Eks IRTI Monas, Jumat, 10 November 2017.
Apabila bangsa Indonesia mampu bersatu sebagai satu bangsa, tutur Sandi, bangsa ini dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Peringatan Hari Pahlawan ini sekaligus mengenang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Sandi menyebutkan peristiwa tersebut telah memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa rakyat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, dan budaya bersama-sama melebur menjadi satu. Mereka semua berikrar, bergerak, serta menyerahkan hidup dan jiwa-raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Harapan dan pengorbanan itulah yang membentuk persatuan dan melahirkan Indonesia," tutur Sandiaga.