TEMPO.CO. Jakarta - Penumpang kereta komuter yang masuk dan keluar Stasiun Tebet setiap harinya mencapai 70 ribu orang. “Kami menyiapkan tiga area hall, yaitu ke arah Kampung Melayu, Jalan Kasablanka, dan Jalan Tebet Timur Raya,” kata Vice President Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunisa dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 5 Desember 2017.
Sebelumnya, Stasiun Tebet hanya memiliki satu area untuk masuk-keluar stasiun dengan fasilitas transaksi 12 gate dan tiga loket. Dengan pembangunan tiga area baru untuk masuk-keluar penumpang tersebut, Stasiun Tebet kini memiliki fasilitas 24 gate, 4 loket, dan 9 unit perangkat transaksi tiket mandiri atau vending machine.
Baca Juga:
Menurut Eva, hall Kampung Melayu dan Kasablanka langsung diarahkan menuju feeder Transjakarta dan moda transportasi lain. Pintu keluar ke arah Kampung Melayu baru selesai beberapa bulan lalu setelah terowongan bawah tanah rampung.
Eva menjelaskan, Stasiun Tebet merupakan salah satu stasiun tersibuk di Jakarta. Seluruh penataan ulang tersebut diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna jasa yang meningkat tinggi.
“Jika dibanding tahun 2016, jumlah pengguna jasa di Stasiun Tebet saat ini meningkat 50 persen,” ucap Eva.
Sementara itu, sejak pertengahan 2017 untuk keselamatan berpindah peron, di Stasiun Tebet telah dibangun terowongan bawah tanah agar penumpang tidak perlu menyeberang di rel.
Eva menjelaskan, ke depan akan ada penataan di stasiun kereta komuter lain di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mendukung integrasi antarmoda yang saat ini sedang dimaksimalkan.