TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi menyiapkan data potensi sasaran imunisasi massal untuk mencegah kasus difteri. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan diperkirakan jumlah yang menjadi sasaran imunisasi massal difteri mencapai hampir 1 juta orang.
“Sekitar 700-800 ribu lebih orang dari usia 0-19 tahun,” kata Dezi kepada Tempo, Kamis, 7 Desember 2017. "Mengacu pada data sasaran imunisasi MR, jumlah wajib imunisasi mencapai 658 ribu," ujar Dezi.
Difteri adalah infeksi bakteri pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan. Meski demikian, difteri dapat dicegah dengan vaksin.
Menurut Dezi, sasaran imunisasi MR berusia 0-15 tahun. Tapi, khusus difteri, sasarannya usia 0-19 tahun. Artinya, potensi sasaran imunisasi serentak tersebut bisa lebih banyak lagi dibanding imunisasi MR beberapa waktu lalu.
"Sekarang kami masih mendata sasaran imunisasi difteri dari bawah. Bagi yang sudah, tetap diimunisasi ulang," kata Dezi.
Imunisasi massal akan dilakukan menyusul informasi dari pemerintah pusat yang menyatakan status kejadian luar biasa difteri. Ada tiga wilayah yang ditetapkan status tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. "Sepanjang 2012, di wilayah kami ada 12 kasus, semua pasien dapat disembuhkan," tuturnya.
Menurut Dezi, pihaknya segera menyusun jadwal imunisasi massal tersebut setelah mendapatkan daftar sasarannya. Ia berharap imunisasi massal bisa berjalan pada Desember 2017. "Ketersediaan logistik yang menanggung adalah Kementerian Kesehatan."
Dezi menambahkan, sebetulnya imunisasi difteri wajib di Kota Bekasi berjalan dengan baik. Sampai saat ini, sasaran imunisasi wajib di wilayahnya sudah mencapai 95 persen. Adapun lima persen sisanya terhambat peserta tidak ada, karena sakit, serta orang tua menolak anaknya diimunisasi. "Imunisasi adalah hak anak, orang tua harus menyadarinya," kata Dezi.