TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, pada pukul 08.00-18.00, tapi trotoar masih dikuasai para pedagang.
Beleid itu untuk menyediakan lahan berjualan bagi pedagang kaki lima (PKL). Meskipun begitu, para PKL terlihat masih memenuhi trotoar di sisi Stasiun Tanah Abang.
Akibatnya, para pejalan kaki di Jalan Jatibaru Raya berhamburan ke jalan, yang sebenarnya diperuntukkan untuk jalur Transjakarta Tanah Abang Explorer.
Baca: Jualan di Trotoar Tanah Abang, PKL Sebut bayar Rp 1 Juta Per Bulan
Hal itu membahayakan para pejalan kaki, yang kebanyakan kaum ibu dan anak. Bus Transjakarta, yang menuju Blok G Tanah Abang, juga kerap lalu lalang di jalan tersebut. Tidak jarang, sopir bus harus membunyikan klakson agar para pejalan kaki menyingkir dan naik ke trotoar.
Hampir semua pedagang asongan tidak mendapatkan tenda untuk bisa berjualan di sepanjang Jalan Jati Baru Raya. Keadaan tersebut memaksa mereka tetap berjualan di atas trotoar.
Salah seorang pedagang minuman, Udin Syaifuddin, 56 tahun, mengatakan dia diberi toleransi petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk berjualan di atas trotoar Jalan Jati Baru Raya. Ia mengatakan petugas memperbolehkan para pedagang asongan berjualan asalkan berada di belakang garis kuning khusus difabel.
"Tadi boleh dagang katanya atas rekomendasi petugas. Asal jangan terlalu ke sini (ke arah Stasiun Tanah Abang)," katanya kepada Tempo, Sabtu, 23 Desember 2017.
Saat ditemui di dekat gerbang Stasiun Tanah Abang, Kepala Bidang Operasi Satpol PP DKI Jakarta Harry Apriyanto jumlah pasukan pada sore hari berkurang dibanding siang hari. Akibatnya, tidak semua PKL yang melanggar bisa ditangani. Harry mengatakan ada 150 pasukan yang dikerahkan untuk menjaga Jalan Jatibaru Raya pada Sabtu.
"Dalam satu hari, ada petugas piket dan cadangan. Setelah jam empat sore, yang cadangan pulang jadi petugas kami berkurang," ujarnya kepada Tempo.
Harry menegaskan melarang keras PKL berjualan di atas trotoar Jalan Jatibaru Raya. Namun ironisnya, saat itu juga, puluhan PKL masih berderet memenuhi trotoar Jalan Jatibaru Raya.
Simak: Anies Menata Tanah Abang, Ketua DPRD DKI Sebut Itu Contoh Buruk
Harry menuturkan masih menunggu arahan Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) DKI Jakarta agar para PKL yang belum mendapatkan lahan berjualan bisa dipindahkan ke tenda. Ia mengatakan Satpol PP belum bertemu dengan Dinas UMKM DKI untuk membicarakan hal tersebut. "Kita geser mereka terus semampu kita. Nanti, ya, sabar. Pasukannya lagi ke tempat lain. Trotoar ini harus kembali ke fungsinya," ucapnya.
Harry menjelaskan, dia tidak ingin secara frontal melakukan pengangkutan kepada PKL Tanah Abang yang berjualan di atas trotoar. Ia khawatir nantinya terjadi bentrokan antara PKL dan Satpol PP. "Kita kan persuasif dan humanis pendekatannya," tuturnya.