TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek sering diidentikkan dengan hujan. Mengenai hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan.
Juru bicara BMKG, Hary Djatmiko, mengatakan perayaan Imlek di Pulau Jawa dan wilayah yang berada di bawah khatulistiwa memang dapat dipastikan bersamaan dengan musim hujan.
Baca: Imlek 2018, 78 Ribu Mobil Diprediksi Melintasi Tol Jakarta-Cikampek
"Jadi, kalau dibilang pas Imlek hujan, sebenarnya itu mitos saja. Memang perayaan Imlek dapat dipastikan pada Februari dan dipastikan memang sedang musim hujan," ucap Hary, Jumat, 16 Februari 2018.
Menurut dia, pada Februari, intensitas hujan memang sedang tinggi. Apalagi di kawasan yang berada di selatan khatulistiwa. Sedangkan untuk kawasan utara khatulistiwa, hujan jauh berbeda dengan yang berada di selatan.
Menurut Harry, untuk wilayah atau negara di Lintang Utara, seperti Thailand, Filipina, bahkan Cina, Amerika, Jepang, dan Korea, tidak mengalami hujan pada perayaan Imlek. Menurut dia, analogi Imlek yang dikaitkan dengan hujan mesti dilihat secara komprehensif dari letak wilayah.
"Bahkan perayaan Imlek tahun ini di Batam dan Aceh tidak ada hujan tetap berjalan. Jadi pandangan antara Imlek dan hujan hanya berlaku di wilayah selatan Khatulistiwa," tutur Harry. "Jadi, cara pandangnya seperti itu."