TEMPO.CO, Jakarta - Pengosongan rumah di Kompleks Kodam, Tanah Kusir, berakhir ricuh setelah penghuni berunjuk rasa dan memblokir jalan dengan membakar ban. Warga Kompleks Kodam menolak pengosongan rumah yang akan dilakukan anggota TNI Angkatan Darat.
"Kejadian dari habis subuh tadi, lebih-kurang pukul 05.00 WIB," ujar salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya kepada Tempo, Rabu, 9 Mei 2018.
Dalam pantauan Tempo, saat ini, kondisi sudah kondusif. Warga sudah mulai sepi dan anggota TNI masih berjaga. Sebelumnya, sempat ada pembakaran ban oleh warga di jalan depan kompleks tersebut.
Anggota TNI yang hendak mengosongkan rumah ditahan warga di depan jalan. Akibat hal itu, terjadi kericuhan dan saling dorong antara warga dan anggota TNI. "Mereka tak kami beri masuk. Mobil mereka tak bisa masuk. Akhirnya, mereka masuk jalan kaki ke dalam," tutur warga itu.
Baca: Penghuni Rumah Kodam Unjuk Rasa, Bakar Ban di Arteri Pondok Indah
Menurut dia, aksi penolakan pengosongan rumah ini sempat diwarnai bentrokan antara warga dan anggota TNI. Akibatnya, terdapat korban luka dalam kejadian ini. Namun dia tak mengatakan ada berapa korban luka dalam insiden ini.
Warga tersebut menuturkan kasus ini adalah pengosongan rumah di Kompleks Kodam, Tanah Kusir. Dia mengaku menempati rumah dinas sejak 50 tahun lalu semasa orang tua mereka berdinas di TNI AD.
Menurut warga Kompleks Kodam itu, kasus ini masih dalam proses banding oleh penghuni di pengadilan. Warga menolak pengosongan rumah karena masih dalam status banding. Untuk mencegah tindakan pengosongan paksa itu, warga melancarkan aksi unjuk rasa dan bakar ban di Jalan Arteri Pondok Indah.