TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan subsidi tarif untuk light rail transit atau LRT yang tengah dibangun di Ibu Kota Jakarta diserahkan kepada tiap pemrakarsa proyek tersebut.
“LRT Jakarta ada dua. Yang (pertama) di Kelapa Gading itu dibangun Pemda DKI, tentu subsidinya akan diberikan oleh DKI,” kata Budi di Bandung, Kamis, 2 Agustus 2018.
Baca: Asyik, LRT Kelapa Gading Bakal Operasional 10 Agustus Buat Publik
Budi mengatakan pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan hanya menyiapkan subsidi untuk proyek yang menjadi garapannya, yakni LRT Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi), dengan rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, serta Cawang-Bekasi Timur. “Untuk LRT Jabodebek dari Dukuh Atas sampai Cibubur, kita akan berikan subsidi,” ujarnya.
Budi mengatakan pemerintah sudah menyiapkan anggaran subsidi tarif yang akan diberikan kepada LRT Jabodebek tersebut. “Kita subsidi 50 persen.”
PT Jakarta Propertindo bermitra dengan PT Wijaya Karya untuk menyelesaikan proyek-proyek LRT di Kelapa Gading sebelum pesta olahraga se-Asia dibuka Presiden RI Joko Widodo. Adapun Kementerian Perhubungan juga menggarap proyek LRT Jabodebek.
"Secara keseluruhan, sekarang 40-an persen, masing-masing trase Cawang-Cibubur 62 persen, Cawang-Bekasi Timur 47 persen, dan Cawang-Dukuh Atas 26 persen per akhir Juni lalu," kata General Manager Departemen LRT PT Adhi Karya Agus Karianto di Kementerian Koordinator Kemaritiman Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.
Simak juga: Perdana Perluasan Ganjil Genap, Jalanan Jakarta Barat Macet Sampai Malam
Agus, yang juga menjabat Direktur SDM, Sistem, dan Investasi Adhi Karya, mengatakan, dengan progres demikian, capaian pembangunan akhir 2018 diharapkan bisa mencapai sekitar 70 persen.
Dia menjelaskan, sesuai dengan target operasi pada 2019, rangkaian kereta (rolling stock) LRT dijadwalkan akan mulai didatangkan pada April-Mei 2019. Kemudian pada Juni 2019 sudah akan mulai dilakukan uji coba (running test), baik secara bertahap maupun keseluruhan.
Kendati demikian, Agus mengaku pengoperasian LRT nanti tetap disesuaikan dengan keputusan operator, yakni PT Kereta Api Indonesia.