TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Pusat menetapkan empat orang tersangka lantaran diduga akan mengedarkan narkoba jenis ekstasi di sebuah pesta lajang (bachelor party).
Wakil Kepala Polres Jakarta Pusat AKBP Arie Ardian Rishadi menuturkan, salah satu tersangka (di kasus pesta lajang itu) berinisial DS diduga pernah mengedarkan ekstasi di perhelatan Invasion Jakarta 2018.
Baca : Polisi Sebut 4 Tersangka Diduga Pengedar Ekstasi di Pesat Lajang
"Sebelum acara bachelor party (pesta lajang), DS sempat mengedarkan diduga ekstasi tersebut di event Invasion Jakarta 2018 pada 14 September 2018," kata Arie saat rilis di Polres Jakarta Pusat, Ahad, 30 September 2018.
Tak hanya itu, DS juga menjual ekstasi di Apollo Bar & Lounge, Jalan Mega Kuningan Barat IX, Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan pada 22 September 2018. Harga jualnya sebesar Rp 400 ribu per butir.
Sasaran pengedaran selanjutnya saat pesta lajang pada Ahad, 30 September 2018. Sekitar pukul 01.30 WIB, Subnit 1 Unit 1 Satuan Narkoba Polres Jakarta Pusat menangkap 23 pria dalam pesta tersebut. Dari hasil pemeriksaan urine, mereka semua positif mengonsumsi ekatasi.
Mereka terciduk sedang pesta narkoba di rumah DS, Jalan Griya Manis Blok A Nomor 15 RT/RW 005/020, Sunter Agung, Jakarta Utara pada Ahad dinihari.
Menurut Arie, DS memperoleh 100 butir ekstasi seharga Rp 31 juta dari seorang berinisial FN. Ekstasi itu diambil di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat pada Kamis, 13 September 2018. Polisi memasukkan FN dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
"Kita sudah mengantongi nama di mana pemasok memberikan 100 butir ekstasi kepada tersangka (DS)," ujar Arie.
Simak juga : Asian Para Games, Kata Anies Soal Transjakarta Gratis Tiap Akhir Pekan
Invasion Jakarta merupakan acara tahunan yang menghadirkan disc jockey (DJ) ternama dari luar dan dalam negeri. Di acara itu, masyarakat yang hadir dapat menikmati musik beraliran electronic dance music (EDM). Orang Indonesia banyak menyebutnya dugem.
Sebelum kasus dugaan peredaran narkoba di pesta lajang, Gerakan Rakyat Tolak Dugem bakal melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat dan di lokasi Invasion Jakarta, JIExpo Kemayoran pada 14 September 2018. Mereka menolak Invasion Jakarta digelar dan menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberi karpet merah pada acara itu. Namun, demonstrasi batal.