TEMPO.CO, Bekasi - Pembangunan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu) seksi 2A terkendala jaringan kabel listrik, telekomunikasi, dan pipa air bawah tanah. Seksi 2A ini meliputi simpang Caman-Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, Jawa Barat. "Konstruksi seksi 2A sepanjang 4,3 kilometer, saat ini baru rampung 15 persen," kata Kepala Lapangan Seksi 2A PT Waskita Karya, Jarwo, di Bekasi, Kamis, 4 Oktober 2018.
Simak juga:
Ini Penyebab Timber Bracket Tiang Tol Becakayu Ambruk
Menurut Jarwo, jaringan utilitas yang tertanam di dalam tanah itu bersinggungan dengan pemancangan tiang pondasi Becakayu. Jaringan itu tercatat milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot, PT Telkom, PT Perusahaan Gas Negara (PGN), dan serta sejumlah perusahaan swasta.
Jarwo mengemukakan, kendala utilitas itu berada di area proyek mulai dari Al Azhar Jakapermai hingga simpang Metropolitan Mal Bekasi. Pelaksana proyek sudah berkoordinasi dengan para pemilik utilitas agar posisinya dipindahkan ke sisi selatan jalur eksisting. Sebab, jika tidak digeser, bisa mengakibatkan benturan dengan alat berat.
"Single pier kita berdimensi sekitar 9,5 meter dan panjang 12 meter. Posisinya harus bebas dari utilitas yang ada, sehingga kekuatan konstruksinya bisa dijamin di tengah space yang sangat terbatas," katanya.
Jarwo mencontohkan jaringan pipa milik PDAM Tirta Patriot yang sempat mengalami kebocoran akibat hantaman alat berat di Simpang Galaxy. Pada saat dilakukan test fit, tidak terlacak ada utilitas di titik itu. Namun saat pengerjaan ternyata ada pipa PDAM yang lolos dari penentuan titik koordinat utilitas. "Saat pipa itu kena alat berat, kita langsung stop kegiatan, kita selesaikan dulu kerusakan pipa yang ada untuk kita sambung kembali, baru kita lanjutkan," katanya.
Baca: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Robohnya Bekisting Tol Becakayu
Menurut Jarwo, keberadaan jaringan utilitas itu mengakibatkan target penyelesaian proyek Tol Becakayu molor dari waktu yang telah ditetapkan. "Kalau tidak ada utilitas, mungkin kita selesai pada Mei 2019, tapi karena harus menggeser objek tersebut, target kami seksi 2A rampung pada Juni 2019," katanya.