TEMPO.CO, Jakarta - Polisi tengah memeriksa seorang pria yang diduga terlibat pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi. Pria berinisial HS tersebut disebut-sebut telah membawa lari mobil Nissan X-Trail milik kakak korban.
Baca: Satu Keluarga Tewas, Orang Tua Dibacok dan Dua Anaknya Dibekap
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, penyidik menemukan bercak darah di empat titik mobil Nissan X-Trail tersebut. Bercak itu antara lain menempel di pembuka pintu kanan mobil, karpet di ruang kemudi, pedal gas, dan di sabuk pengaman.
"Semua sampel darah sudah kami ambil untuk diperiksa," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 15 November 2018.
Diperum dan sang istri, Maya Ambarita, ditemukan tewas berlumuran darah di ruang tengah rumahnya pada 13 November lalu. Sementara anak mereka tergeletak tak bernyawa di kamar tidur. Polisi menduga pembunuhan ini bukan perampokan karena uang dan barang berharga milik korban tidak hilang.
Berdasarkan keterangan saksi, ada tiga mobil yang biasa diparkir dekat rumah Diperum, yaitu Honda HRV, Nissan X Trail, dan mobil box. Setelah terjadi pembunuhan, Nissan X Trail tidak ada. Mobil itu diketahui milik Douglas, kakak Diperum.
Pada Rabu lalu, polisi menemukan Nissan X Trail bernomor polisi B 1075 UOG di sebuah indekos di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Seorang saksi mengatakan mobil itu dibawa ke Cikarang oleh HS. Dari sinilah polisi memburu HS dan menangkapnya di Garut, Jawa Barat.
Argo mengatakan, sejauh ini HS membantah terlibat kejahatan yang menewaskan keluarga Diperum. "Yang bersangkutan mengatakan tidak melakukan apa-apa," kata Argo. Namun polisi tidak begitu saja mempercayai pengakuan HS.
Baca juga: Dugaan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Polda Metro Bentuk Tim
Selain bercak di mobil, kata Argo, penyidik juga menemukan dua telepon genggam milik korban di Nissan X-Trail itu. "Ada darah juga di handphone tersebut," ujar Argo. Dua barang bukti itu nanti menjadi pegangan penyidik untuk mengungkap pembunuhan keluarga Diperum itu.