TEMPO.CO, Jakarta -Korban pembunuhan di Apartemen Green Pramuka City, Nurhayati, sempat pulang ke rumahnya di Cilincing, Jakarta Utara, pada 31 Desember 2018 lalu.
Kakak pertama Nurhayati, Nurlaila, mengatakan momentum itu ialah pertemuan terakhir keluarga dengan korban.
Baca : Pembunuhan Siswi SMK Bogor, Polisi Jemput Mantan Pacar
"Dia datang sendiri setelah lama enggak pulang," kata Nurlaila saat ditemui di rumahnya, kawasan Cilincing, Jakarta Utara, pada Selasa malam, 8 Januari 2019. Biasanya, Nurhayati yang tinggal di Apartemen Green Pramuka City itu pulang ke rumah keluarga tiap sepekan sekali.
Dalam kepulangannya di pengujung tahun kemarin, Nurhayati sempat menyetok kebutuhan Nurlaila. Ia juga membelanjakan barang-barang yang bakal dijual kembali di warung milik kakaknya itu. Nurlaila mengenang sampai merogoh kocek Rp 3,5 juta kala itu.
Dalam kepulangan terakhir Nurhayati sebelum dibunuh, perempuan 36 tahun itu juga sempat meminta kakaknya memasak rendang. Makanan khas Padang itu merupakan favorit Nurhayati.
Setelah itu, Nurlaila belum sempat bertemu lagi dengan adik bungsunya dari tiga bersaudara itu. Nurlaila mengaku syok dengan kabar adiknya yang dihabisi nyawanya oleh pria berdarah dingin di apartemen tempat tingggalnya.
Simak juga :
Pesan Terakhir Kroban Pembunuhan di Apartemen Green Pramuka
Nurlaila juga mengungkapkan bahwa ia terpukul. Di keluarga, Nurhayati adalah tulang punggung. Adiknya itu menyokong uang makan dan keperluan sehari-hari untuk kedua kakaknya. Selain itu, Nurhayati juga membiayai uang sekolah tiga ponakannya. Dalam sepekan, ia selalu mengirim duit untuk keluarga.
Pembunuhan Nurhayati terjadi pada 5 Januari 2019 lalu. Ia diserang oleh pria bersenjata tajam di lantai 16 tower Chrysant, Apartemen Green Pramuka City. Belakangan polisi menangkap Haris Prasnastyadi dan menetapkan pemuda 24 tahun itu sebagai tersangka.