TEMPO.CO, Bekasi - Calon wakil gubernur atau cawagub DKI Jakarta Ahmad Syaikhu menilai usulan nama baru, seperti M. Taufik, menjadi cawagub DKI merupakan kemunduran. Hal ini menanggapi nama M. Taufik yang mendapatkan dukungan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DKI Jakarta.
Baca juga: Tahun Politik, Ketua DPRD Sangsi Pemilihan Wagub DKI Bakal Lancar
"Itu menjadi sesuatu hal yang mundur ke belakang. Tentu harapan masyarakat di DKI yang saya dengar ketika berkeliling, ingin proses ini menuju pada sebuah penyelesaian terpilihnya wakil gubernur untuk mendampingi Pak Anies," kata Ahmad Syaikhu di Bekasi, Rabu malam, 7 Maret 2019.
Partai pengusung Gerindra dan PKS telah sepakat merekomendasikan dua nama cawagub DKI menggantikan Sandiaga Uno yang maju di Pilpres 2019. Dua nama kader PKS tersebut adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Tapi, sampai sekarang belum ada kabar bahwa DPRD DKI segera menggelar rapat pemilihan wagub DKI. Adapun Fraksi Gerindra sebetulnya menginginkan agar proses itu dilakukan sebelum pemilihan umum legislatif dan pilpres pada 17 April 2019.
"Kita tentu serahkan kepada Dewan (proses votting), kalau harapan masyarakat di DKI yang sudah seringkali muncul di media, bahwa ini ketiadaan wakil gubernur sudah sangat lama, mungkin sudah tujuh bulan ini," ujar dia.
Selama itu pula, Anies Baswedan bekerja sendirian tanpa mempunyai wakil. Menurut Syaikhu, hal itu akan berdampak pada proses birokrasi pemerintahan di DKI Jakarta.
Baca juga: Potensi Wagub DKI Pasca Pilpres, DPRD: Tergantung Lobi Calon
"Apalagi waktu-waktu ini harus menyampaikan LKPJ dan persiapan perencanaan perubahan anggaran dan sebagainya. Tentu ini sangat menyibukkan Gubernur, kalau seandainya tidak ada wakil yang mendampingi," ujar cawagub DKI Ahmad Syaikhu.