TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkirakan curah hujan berintensitas tinggi di Jakarta dan sekitarnya bertahan sampai Mei. Penyebabnya, masa transisi dari musim hujan ke kemarau.
Baca:
Normalisasi Sungai Tak Jalan, Tiga Lokasi di Jaktim Rawan Banjir
"Pada periode transisi ini sering terjadi cuaca ekstrem meskipun tidak lama atau sampai berhari-hari," kata Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, Rabu, 3 April 2019.
Menurut Adi, Jakarta akan mulai memasuki musim kemarau per Mei. Ia mengimbau masyarakat selama periode peralihan ini agar tetap waspada potensi curah hujan tinggi disertai angin kencang dalam durasi singkat seperti yang terjadi beberapa hari terakhir.
Masyarakat, kata Adi, juga diminta agar rajin melihat perkembangan terbaru ihwal cuaca dan iklim yang diterbitkan BMKG. "Karena cuaca berubah tiap jam, tiap hari," ujar Adi.
Baca juga:
Emoh Jelaskan, Anies Anggap Berita Banjir Jakarta Hanya Sensasi
Seperti diketahui, wilayah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan deras beserta angin kencang pada Selasa sore, 2 April 2019. Ini seperti juga yang terjadi sehari sebelumnya.
Sejumlah pohon besar, salah satunya di daerah Klender, Jakarta Timur, tumbang dan menimpa mobil bak terbuka. Korban bernama Suyatno, 53 tahun, tewas karena tertimpa pohon angsana berdiameter 90 cm itu.
Baca:
Anies Anggap Berita Banjir Jakarta Hanya Sensasi, Ini Datanya
Banjir juga merendam sejumlah kawasan termasuk ruas-ruas jalan akibat hujan lebat meski sesaat tersebut. Beberapa lokasi banjir Jakarta ada di Cawang, Jakarta Timur, dan Cengkareng, Jakarta Barat.