TEMPO.CO, Jakarta -Tim Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menangkap Aris Sugianto, terduga pelaku mutilasi mayat dalam koper Blitar pada Jumat pagi, 12 April 2019. Penangkapan itu mengakhiri pelarian pria 34 tahun tersebut.
Baca: Kisah-kisah Asmara yang Berakhir Mutilasi
“Penangkapan sekitar pukul 07.45 WIB pagi tadi,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf lewat keterangan tertulisnya.
Menurut Yusuf, tim Satuan Patroli Jalan Raya (Sat PJR) yang terdiri dari Aipti Ery Suryadi, Bripka Dwi, dan Brigadir Fani mendapat informasi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim bahwa Aris disinyalir berada dalam bus yang akan melintas di tol dalam kota. Tim, kata Yusuf, mendapatkan ciri-ciri bus yang ditumpangi oleh Aris.
Yusuf menjelaskan, tim Sat PJR memberhentikan bus dengan ciri-ciri yang sama di Tol Dalam Kota, di offramp Tegal Parang kilometer 5. Bus tersebut masuk ke Jakarta pagi tadi melalui Pintu Tol Cikarang Utama.
“Setelah memberhentikan, anggota mengecek penumpang bus itu satu-persatu dan benar ada pelaku yang diinformasikan,” kata Yusuf.
Polisi kemudian membawa Aris ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan diteruskan ke jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Rencananya, Aris akan dilimpahkan ke Polda Jawa Timur.
Sebelumnya, warga Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper di antara semak-semak di dekat sungai, yang ditemukan pencari rumput di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu 3 April 2019.
Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur tengah mendalami dugaan motif pembunuhan terhadap mayat Budi Hartanto, 28 tahun, warga Kediri, Jawa Timur itu.
“Kalau kemarin Polda Jatim telah merangkai beberapa alternatif motif pembunuhan antara lain ekonomi, perampokan dan asmara," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Jumat, 5 April 2019.
Saat ini polisi mengerucutkan dugaan motif pembunuhan berbekal pemeriksaan terhadap 14 saksi dan menghilangkan motif perampokan atau pencurian dengan kekerasan, serta motif ekonomi. Barung mengatakan polisi telah memeriksa seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Kabupaten Nganjuk yang merupakan teman dekat korban.
Baca: Suami Istri Terdakwa Pembunuhan Dufi Dituntut Hukuman Mati
Polisi juga mencari dan menggali kemungkinan adanya potongan tubuh yang hilang di tempat kejadian perkara mutilasi mayat dalam koper itu. “Kita masuk kepada hal yang berkaitan dengan asmara. Ada beberapa hal yang harus kami dalami dari penyidik berkaitan dengan orientasi seks yang berbeda, dan dari yang lainnya," kata dia.