TEMPO.CO, Bekasi - Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota mewaspadai ancaman terorisme selama pengamanan libur lebaran 2019. Hal ini menyusul adanya aksi bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah atau bom Kartasura pada Senin malam, 3 Juni 2019.
Kepala Polres Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Indarto mengatakan, sejak awal pihaknya menyiapkan strategi pengamanan ancaman teroris selama libur lebaran, yaitu dengan cara mengefisienkan jumlah pos pengamanan. "Tahun lalu ada 15 pos pengamanan, sekarang diefektifkan menjadi 10," kata Indarto, Selasa, 4 Juni 2019.
Baca: Polisi: Pelaku Bom Kartasura Terpapar ISIS
Perubahan itu, kata Indarto, berdampak pada jumlah personel kepolisian yang berjaga. Secara otomatis, di setiap pos pengamanan akan lebih banyak polisi dibandingkan tahun lalu. "Sehingga satu sama lain bisa maksimal saling menjaga," ujarnya.
Juru bicara Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari mengatakan terdapat sejumlah hal yang dilakukan juga untuk mencegah terjadinya ancaman teroris di lapangan yang menyasar polisi di pos pengamanan. “Petugas yang ada di situ (Pospam) ada banyak, bukan hanya kepolisian saja, tapi ada dari Pokdar, Pramuka dan elemen lain. Jadi harus ada kekompakan dari mereka terutama untuk saling menjaga,” kata dia.
Baca: Ledakan di Kartasura, Polres Tangerang Perketat Pengamanan di Pos
Erna mengatakan pospam merupakan tempat untuk melayani pemudik. Terutama, jika ada masyarakat yang hendak bertanya, istirahat dan lainnya.
Pihaknya pun akan memeriksa pengunjung pospam dengan cara mempertanyakan lokasi tujuan mudik sampai dengan barang bawaan. “Kita harus waspada dengan yang datang berkunjung ke Pospam," kata Erna.
Mabes Polri mengungkap bahwa terduga pelaku bom Kartasura adalah Rofik Asharudin. Saat ini, Rofik dirawat di RS Bhayangkara karena terluka parah di bagian perut dan tangan kanan. Polisi menduga aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rofik karena terpapar paham ISIS.