TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM menuturkan telah menerima laporan adanya sembilan korban tewas dari antara kerusuhan 22 Mei lalu. Sebanyak delapan di antaranya diduga karena tembakan dan empat dari delapan itu diduga kuat tertembus peluru tajam.
Baca: Korban Tewas 22 Mei: 8 oleh Peluru, 1 Trauma di Kepala
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengungkap data tersebut berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Dua dari empat jenazah yang diotopsi di RS Polri, kata dia, masih ditemukan peluruh di tubuhnya.
Sedangkan, dua lainnya tidak ditemukan peluru tetapi diduga kuat juga tewas karena sebab yang sama. Peluru diperkirakan telah menembus bagian leher, dada, dan mata mereka.
Sedangkan, empat jenazah lainnya berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan RSUD Tarakan. Keempat tubuh korban tewas di dua rumah sakit itu belum diotopsi, tetapi dari tubuh mereka ditemukan lubang yang diduga bekas terjangan peluru.
Baca: Keluarga Tersangka Kerusuhan 22 Mei Diusir dari Rumah Kontrakan
"Polisi belum menyimpulkan karena tidak ada otopsi (di empat jenazah itu), hanya dugaan kuat ya tertembak," ucap Taufan saat dihubungi, Senin 17 Juni 2019.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra juga mengumumkan yang sama. "Empat jelas merupakan korban meninggal karena adanya peluru tajam," kata Asep di Mabes Polri, Jakarta, pada hari yang sama.
Asep menuturkan, dari keempat korban itu, polisi menemukan dua proyektil yang masih bersarang di tubuh korban. Kepolisian tengah melakukan uji balistik terhadap dua proyektil tersebut untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan.
Baca: Ayah Korban Kerusuhan 22 Mei: Kalau Begini, Siapa yang Nanggung
"Kedua korban, atas nama Farhan dan Abdul Aziz," kata Asep. Sedangkan, dua korban lainnya mengalami luka tembak dengan proyektil yang menembus tubuh.
Sementara itu, polisi menyatakan belum melakukan otopsi terhadap lima korban tewas yang lainnya. Hal itu disebabkan karena pihak keluarga langsung mengambil jenazah, sesaat setelah kerusuhan 22 Mei.