TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Rian Ernest mengatakan kekosongan Wagub DKI berdampak buruk pada kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Tugas memimpin ibu kota yang seharusnya dikerjakan dua orang kini hanya ditanggung seorang diri oleh Anies.
Baca: Gugat Jokowi dan Anies Soal Pencemaran Udara, Ini Tuntutan Warga
"Tapi kalau seperti sekarang konsekuensinya pasti tidak akan maksimal kinerjanya, banyak juga janji-janji kampanye yang akan susah untuk dilunaskan," kata Rian di kantor DPP PSI, Jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Juli 2019.
Rian mencontohkan kondisi yang dialami Anies saat ini dengan kinerja bekas gubernur dan wakil gubernur DKI, Jokowi - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sewaktu menjabat dulu, Jokowi - Ahok saling berbagi tugas untuk menjalankan roda pemerintahan Jakarta.
Jokowi misalnya fokus memastikan proyek-proyek strategis DKI berjalan. Sementara Ahok rutin membersihkan birokrasi internal pemerintah DKI dari praktik korupsi seperti penyimpangan anggaran.
"Kalau kayak sekarang semua ada di satu pihak di Pak Gub DKI Jakarta," ujar mantan staf ahli hukum Ahok ini.
Rian menilai tak mudah bagi Anies untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya seorang diri. "Begitu banyak juga yang harus direalisasikan. Kan lebih baik dong kalau ini dibagi di dua orang," ucap dia.
Kursi wagub DKI masih kosong hingga kini. Proses pemilihan pengganti Sandiaga Uno itu bergulir sejak November 2018.
Baca: Anies Jelaskan Kenapa Ahok Tak Bisa Terbitkan IMB Pulau Reklamasi
Partai pengusung Anies Baswedan - Sandiaga Uno, PKS dan Partai Gerindra, mengusulkan dua calon wagub. Mereka adalah Sekretaris DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Bola pemilihan wagub DKI yang baru kini ada di DPRD.