Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Warga Rumah Susun Rawa Bebek, Tunggakan Rusun Tak Terbayar

image-gnews
Warga berbelanja di sebuah warung di rumah susun (rusun) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta, 6 September 2017. Menurut Pengelola rusun Rawa Bebek, lebih dari 100 KK warga bekas Kampung Akuarium dan Pasar Ikan belum membayar sewa rusun. TEMPO/Subekti.
Warga berbelanja di sebuah warung di rumah susun (rusun) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta, 6 September 2017. Menurut Pengelola rusun Rawa Bebek, lebih dari 100 KK warga bekas Kampung Akuarium dan Pasar Ikan belum membayar sewa rusun. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yani dan suaminya, Agustinus Banea, adalah satu di antara ratusan penghuni Rumah Susun Rawa Bebek yang tak sanggup membayar tunggakan rusun. Sejak tinggal di rusun itu, setelah tergusur dari Muara Baru, penghasilan mereka pas-pasan untuk hidup.     

Ketika ditemui Tempo, Yani berusaha menutupi bekas luka bakar sepanjang 40 sentimeter di tangan kirinya dengan ujung daster yang dikenakannya. Luka itu ia peroleh setahun yang lalu akibat terburu-buru turun dari tangga lantai empat Rumah Susun Rawabebek di Jakarta Utara ke kios warungnya di lantai dasar. Minyak panas yang ia bawa tumpah dan menyambar lengan kirinya.

Selama tiga hari, ia tak berjualan. Pemasukan keluarga perempuan berusia 48 tahun yang berasal dari Muara Baru itu pun seret. Ia terpaksa meminta suaminya meminjam Rp 3 juta untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. “Tapi buka warung pun sepi,” kata dia, dua pekan lalu. Selama 12 jam Tempo nongkrong di warungnya, memang hanya ada satu-dua pembeli yang datang.

Setiap hari, kata Yani, pembeli ke warungnya tak jauh berbeda. Ia kadang membawa naik uang hanya Rp 30 ribu. Uang sebesar itu tak cukup untuk berbelanja kembali barang yang persediaannya kosong. Padahal ia harus menyisihkan penghasilan untuk sewa rumah susun serta bayar listrik dan air. Penghasilan suaminya, sementara itu, tak cukup untuk menutup tambahan kebutuhan keluarga dengan satu anak ini.

Agustinus Banea, suami Yani, bekerja sebagai petugas kebersihan di kompleks perumahan Pluit dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari. Upah itu harus ia bagi untuk bensin sepeda motor Rp 15 ribu dan uang makan. Agus tak memakai bus TransJakarta meski gratis karena acap terjebak macet. Ia pernah terlambat masuk kerja hingga dua jam karena jalan menuju tempat kerjanya macet parah. Akibatnya, hari itu ia tak dibayar.

Penghasilan itu tandas untuk makan sehari-hari keluarganya. “Sudah 28 bulan saya menunggak sewa,” kata Agus. Di Rumah Susun Rawabebek, penghuni seperti Agus mesti membayar angsuran Rp 10 ribu per hari atau Rp 300 ribu per bulan untuk membayar sewa satu unit rumah susun seluas 21 meter persegi.

Karena Agus menunggak, pernah pengurus rumah susun hendak menggembok unit rumah susunnya. Agus bertahan. Kepada petugas itu, ia mengatakan, “Tolong buatkan rumah untuk kami tinggal. Rumah kami di Muara Baru sudah digusur.”

Agus dan Yani pindah ke Rawabebek ketika permukimannya digusur karena pemerintah Jakarta hendak menanggul laut agar tak diterjang rob tiap kali laut pasang. Untuk menambah penghasilan keluarga, Yani membuka kios di lantai dasar. Tak ingin dikenai iuran sewa kios Rp 80 ribu per bulan, Yani menggelar lapak sendiri di tengah-tengah lantai dasar. Tapi itu pun tetap tekor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sewaktu di Muara Baru, Yani bekerja sebagai buruh pengupas udang di pasar ikan. Penghasilannya Rp 300 ribu per pekan. Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kendati suaminya tak bekerja, misalnya karena sakit.

Pengakuan Yani diamini pedagang lain, Sri Budiarti. Menurut dia, rumah susun hanya ramai pengunjung jika ada acara kelurahan. Selain hari itu, pengunjung sepi. Sebagai penjualan makanan, Sri mengandalkan pembeli dari luar penghuni. “Kalau penghuni mah sama susahnya,” kata perempuan 49 tahun ini. Sri menunjuk kios lain yang tutup dan ditempeli stiker merah tanda menunggak iuran.

Asih Sumaretni, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rawa Bbebek, mengatakan membuka kios dan warung menjadi pekerjaan baru bagi sebagian besar penghuni rumah susun yang berjumlah 3.028 jiwa.

“Tidak sedikit yang menganggur setelah pindah ke sini,” kata dia. Asih pernah ingin merekrut mereka menjadi petugas kebersihan rumah susun, tapi mereka yang menganggur umumnya tak punya ijazah, minimal sekolah dasar.

Menurut Asih, sebanyak 90 persen, atau 640 keluarga, belum membayar tunggakan rusun. Lama tunggakan umumnya 10-20 bulan. Banyak penghuni yang menganggur dan bekerja serabutan sehingga tak sanggup membayar iuran rumah susun sederhana sewa atau rusunawa itu. “Tapi banyak juga yang sakit hati sehingga tak mau membayar,” kata Asih. “Susah kalau sudah begitu.”

Ali Noor Hidayat

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Rusun Nagrak Keberatan Bila Pemprov DKI Kembali Tarik Sewa Rusun

23 Desember 2023

Warga menempati salah satu ruangan di Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 18 Juli 2023. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta berencana menyiapkan Rusunawa Nagrak untuk menampung warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang hingga kini masih tinggal di tenda di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Warga Rusun Nagrak Keberatan Bila Pemprov DKI Kembali Tarik Sewa Rusun

Warga eks Kampung Bayam yang menghuni Rusun Nagrak bila Pemprov DKI akan kembali menarik sewa rusun.


Pemprov DKI Batal Tarik Retribusi Rumah Susun, Gratis Sewa Rusun Masih Berlaku Hingga Juni 2024

23 Desember 2023

Suasana Rusunawa Penjaringan, bagian dari 12 rusunawa yang diresmikan Anies Baswedan, Kamis, 18 Agustus 2022. Foto Facebook Anies Baswedan
Pemprov DKI Batal Tarik Retribusi Rumah Susun, Gratis Sewa Rusun Masih Berlaku Hingga Juni 2024

Pemprov DKI bersepakat dengan DPRD DKI untuk membatalkan rencana menarik tarif sewa rumah susun yang selama ini gratis sejak pandemi Covid-19.


Nekat Huni Kampung Susun Bayam Tanpa Izin Jakpro, 50 KK Eks Kebon Bayam Bikin Kunci Sendiri

14 Desember 2023

Warga melihat-lihat unit hunian di Kampung Susun Bayam di hari peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Nekat Huni Kampung Susun Bayam Tanpa Izin Jakpro, 50 KK Eks Kebon Bayam Bikin Kunci Sendiri

Mereka tetap ingin tinggal di Kampung Susun Bayam meski tanpa listrik dan air serta menolak pindah ke Rusun Nagrak.


Pemprov DKI Sediakan Hunian Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

2 November 2023

Menara Samawa berlokasi di Jl. H. Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Menara Samawa diibangun di atas luas lahan 6.126 m2 diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta yang belum memiliki rumah
Pemprov DKI Sediakan Hunian Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Hunian vertikal yang dikembangkan Sarana Jaya dan Perum Perumnas dilengkapi berbagai fasilitas yang menjamin keamanan serta kenyamanan penghuni.


Heru Budi Cabut Regulasi Era Anies tentang Pembagian Wilayah Kerja Unit Pengelola Rusun

27 Oktober 2023

Rusun Cilincing, Kecamatan Cilincing tempat relokasi sementara warga Rusun Marunda Blok C 1 - 5, yang akan direvitalisasi Dinas Perumahan DKI. 4 Agustus 2023 TEMPO/Ohan
Heru Budi Cabut Regulasi Era Anies tentang Pembagian Wilayah Kerja Unit Pengelola Rusun

Pj Gubernur DKI Heru Budi mencabut Keputusan Gubernur yang diterbitkan di era Anies Baswedan. Apa isi Kepgub tersebut?


Mengintip Rusunawa Inklusif untuk Kaum Disabilitas

11 Oktober 2023

Mengintip Rusunawa Inklusif untuk Kaum Disabilitas

Sarana dan prasarana serta harga sewa di rusunawa jauh lebih baik ketimbang sewa rumah tapak.


Mencegah Bencana di Rusun Marunda, Terima Kasih kepada Kanopi Ambruk?

11 September 2023

Penampakan atap Rusun Marunda yang roboh, Senin, 4 September 2023. TEMPO/Ohan
Mencegah Bencana di Rusun Marunda, Terima Kasih kepada Kanopi Ambruk?

Dibangun hampir 20 tahun lalu, Rusun Marunda yang dibangun pemerintah pusat ini memang pernah dianggap proyek gagal.


Penghuni Rusun Marunda Minta Tarif Sewa yang Sama di Rusun Nagrak

6 September 2023

Seorang petugas keamanan berkomunikasi dengan radio panggilnya di salah satu tower Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 18 Juli 2023. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta berencana menyiapkan Rusunawa Nagrak untuk menampung warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang hingga kini masih tinggal di tenda di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Penghuni Rusun Marunda Minta Tarif Sewa yang Sama di Rusun Nagrak

Bangunan Rusun Marunda dianggap sudah tidak layak huni. Warga bersedia dipindah ke Rusun Nagrak namun minta tarif sewa yang sama.


Dinas Perumahan DKI Klaim Ajak Penghuni Rusun Marunda Pindah Sejak 2021 Tapi Selalu Ditolak

5 September 2023

Blok C Tower 1 sampai Tower 5 Rusun Marunda akan direvitalisasi, Senin, 4 Agustus 2023 TEMPO.CO/Ohan
Dinas Perumahan DKI Klaim Ajak Penghuni Rusun Marunda Pindah Sejak 2021 Tapi Selalu Ditolak

Penghuni Rusun Marunda khususnya di Blok C sudah lama diminta pindah karena kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni.


Ini Alasan Mengapa Penghuni Rusun Marunda yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Diminta Uang Jaminan

5 September 2023

Seorang petugas keamanan berkomunikasi dengan radio panggilnya di salah satu tower Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 18 Juli 2023. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta berencana menyiapkan Rusunawa Nagrak untuk menampung warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang hingga kini masih tinggal di tenda di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ini Alasan Mengapa Penghuni Rusun Marunda yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Diminta Uang Jaminan

Dinas Perumahan beberkan alasan permintaan uang jaminan kepada penghuni Rusun Marunda yang direlokasi ke Rusun Nagrak.