TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pengusaha tempe di Kampung Tempe RW 03 Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, belum mengolah limbah usaha mereka. Limbah tempe di Kampung Tempe, pernah disebut Sandiaga Uno saat menjabat wakil gubernur DKI, sebagai penyebab bau tidak sedap di Kali Sentiong atau Kali Item. Sandiaga pun meminta para pengusaha tempe menghentikan usaha mereka.
Anggota Paguyuban Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan Indonesia, Ahmad Rozikin, membenarkan bahwa limbah tempe di Kampung Tempe, pernah menjadi sorotan pemerintah dan dituding sebagai penyebab pencemaran hingga menyebabkan Kali Item mengeluarkan bau. "Tapi itu tidak benar. Limbah tempe yang kami buang bukan yang menyebabkan bau di Kali Item," kataRozikin saat ditemui di rumahnya di Kampung Tempe RT 12 RW 03 Sunter Jaya, Selasa, 24 September 2019.
Rozikin mengatakan ada sekitar 200 pengusaha tempe di Kampung Tempe yang ada di RT 06, 08 dan 12 RW 03 Sunter Jaya. Seluruh pengusaha tempe, kata dia, memang langsung membuang limbahnya ke saluran penghubung yang bermuara di Kali Item.
Menurut Rozikin, limbah tempe yang mereka buang tidak menimbulkan pencemaran dan menyebabkan bau busuk di kali tersebut. "Bau di Kali Item sudah lama. Bukan dari usaha tempe," kata dia.
Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah itu menjelaskan pengusaha tempe di Kampung Tempe, rutin membersihkan saluran penghubung tempat pembuangan limbah sebulan sekali. Menurut dia, ratusan warga yang tinggal di kawasan tersebut pun bakal terganggu jika memang limbah tempe mengeluarkan bau.
Baca Juga:
"Pengusaha tempe di sini sudah tiga generasi. Saya saja sebagai penerus mulai usaha ini sejak tahun 1990 dan belum pernah mendengar limbah tempe dituduh sebagai penyebab bau sebelum Asian Games kemarin," kata Rozikin.
Saat Sandiaga melontarkan pernyataan bahwa limbah tempe penyebab bau Kali Item, kata Rozikin, kawasannya menjadi sorotan pemerintah dan media. Akhirnya, pemerintah langsung terjun dan melihat saluran tempat membuang limbahnya.
"Tapi pemerintah tidak menemukan bukti limbah tempe sebagai penyebab bau Kali Item. Karena limbah yang kami buang tidak mengeluarkan bau," ujarnya
Para pengusaha tempe menyesalkan tuduhan Sandiaga dan menolak permintaannya untuk menghentikan usaha produksi tempe. Menurut Rozikin, tuduhan pencemaran Kali Item pun selesai setelah pemerintah melihat langsung usaha tempe dan pembuangan limbahnya di kawasan ini.
"Kalau jadi pejabat ngomong jangan asal-asalan. Lihat dulu. Usaha kami ini juga telah dibantu oleh pemerintah dan ada dukungan dari Bank BRI," kata Rozikin. "Kalau usaha kami disebut mencemari lingkungan, kenapa kami diberi bantuan."
Pengusaha tempe lainnya di RT 02 RW 02 Sunter Jaya, juga langsung membuang limbahnya ke Kali Sentiong. Wanita yang tidak mau menyebutkan namanya ini menuturkan baru membuang air limbah tempe setelah dingin. "Jadi tidak bau," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, warga di Kampung Tempe hanya membuat saluran penghubung berdiameter 30-50 sentimeter untuk mengalirkan air ke drainase yang lebih besar dengan diameter sekitar 1,5-2 meter. Drainase besar tersebut yang kemudian membuang limbah tempe dan rumah tangga ke Kali Item.
Limbah tempe yang dibuang pengusaha tempe ke Kali Item berwarna kuning. Selama dua jam Tempo melihat proses pembuangan limbah, tidak tercium bau dari air bekas cucian dan proses memasak kedelai tempe tersebut.