TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melepas atap salah satu jembatan penyebrangan orang (JPO) Sudirman menuai protes masyarakat. Mereka menilai hilangnya atap justru membuat kenyamanan para pejalan kaki yang ingin melintas terganggu.
Ari Wicaksono misalnya. Karyawan perusahaan swasta di Prudential Tower, Sudirman, tersebut menyatakan kurang nyaman dengan JPO tanpa atap tersebut. Pasalnya, pejalan kaki terpapar matahari secara langsung. Apalagi, menurut dia, musim hujan sebentar lagi akan tiba.
"Kalau sekarang ini aja panas, terus kalau hujan gimana? Ga nyeberang saya," kata Ari saat ditemui Tempo temui di atas JPO tersebut, Rabu, 6 November 2019.
Ari tak menampik pemandangan Jalan Sudirman menjadi lebih terlihat dengan tak adanya atap. Namun, ia lebih memilih JPO tetap memiliki atap agar bisa nyaman saat melintas.
Ardi Fadilah, pegawai di Indofood Tower, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengatakan ketiadaan atap di jembatan membuat kondisinya menjadi panas dan sulit digunakan saat hujan.
"Ga ngerti lagi saya sama kebijakannya," ujar Ardi.
Sejak pekan lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar atap JPO yang berdekatan dengan Stasiun MRT Sudirman itu. Pencopotan bertujuan agar pejalan kaki dapat melihat pemandangan gedung bertingkat Jakarta dan menjadi titik selfie baru. Hal ini merupakan ide Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dari pantauan Tempo di lokasi, beberapa pejalan kaki terlihat hanya melintas di atas JPO Sudirman. Mereka terlihat ogah untuk berlama-lama di atas jembatan apa lagi berfoto karena cuaca yang cukup panas.