Antonius kemudian tersadar bahwa melatih jiwa wirausaha mantan PSK penting bagi Ciputra. "Bahwa rakyat jelata, orang-orang yang menderita ada di hati beliau," ucap dia.
Perwakilan Group Ciputra, Harun Hajadi, lalu diutusnya mendatangi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2014. Saat itu Risma memang menjalankan kebijakannya menutup lokalisasi prostitusi Dolly di Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Antonius, Harun datang dan mengemukakan keinginan perusahaan untuk pemberdayaan terhadap PSK. Risma, kata Antonius, kemudian melibatkan Group Ciputra dalam hal pemberdayaan dan memperlihatkan satu lokalisasi prostitusi lain bernama Dupak Bangunsari.
"Itu sebuah pengalaman luar biasa karena kemudian kami melihat bagaimana ada harapan baru untuk mereka," kata Antonius, "Impian Pak Ci (sapaan akrab Ciputra) lebih banyak orang di Indonesia mendapatkan masa depan yang baru karena enterpreneurship."
Ciputra meninggal dunia di Singapura pada 27 November 2019 pukul 01.05 waktu setempat. Menurut Rina Ciputra, ayahnya itu meninggal lantaran usia tua, 88 tahun. Dia dirawat di salah satu rumah sakit Singapura selama 42 hari.