TEMPO.CO, Tangerang - Banjir yang melanda Kota Tangerang menimbulkan korban jiwa. Data Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang menyebut ada dua orang meninggal.
Kepala biro Humas PMI Kota Tangerang, Ade Kurniawan, mengatakan satu orang meninggal, yakni seorang perempuan bernama Jamlah, 55 tahun warga Batujaya Batuceper. "Meninggal karena tersengat listrik," kata Ade saat dihubungi Tempo Kamis, 2 Januari 2020.
Ade menyebutkan satu korban banjir lainnya meninggal di Ciledug. "Kami belum dapat data karena yang mengevakuasi tim lain," kata Ade.
Hari ini Tim PMI melakukan evakuasi di Perumahan Benua dan membuka dapur umum di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Kota Tangerang, Tendi, mengatakan tim PMI menurunkan puluhan relawan. PMI bersama BPBD Kota Tangerang secara serentak melakukan mitigas dan evakuasi terhadap korban banjir di sejumlah titik Tangerang.
“Kami bantu evakuasi masyarakat yang terjebak di rumah. Bantu Puskesmas untuk mengobati masyarakat yang terluka karena gesekan benda kasar saat melintasi banjir," kata Tendi.
Selain PMI, relawan yang melakukan evakuasi juga dilakukan Tim Banksasuci (Bank Sampah Sungai Cisadane). Sejak banjir hari pertama pada Rabu, 1 Januari 2020 tim ini mengerahkan 15 personil relawan.
Direktur Banksasuci Ade Yunus mengatakan fokus tim Banksasuci pada hari pertama banjir dan hari kedua ada di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang. "Ketinggian air mencapai dua meter, atapnya saja yang terlihat. Sehingga tim kami mengevakuasi warga dengan menjebol atap genting dan asbes," kata Ade.
Menurut Ade, sebanyak 141 kepala keluarga (KK) rumahnya terendam banjir. Selain rumah penduduk di Panunggangan Barat, ada juga enam industri yang terkena banjir. Industri itu adalah RPH, pabrik es, pabrik kancing, pabrik tahu, dan pabrik bakso.
"Banyak warga yang terjebak di kawasan industri. Kami sudah memberikan warning tapi aliran air begitu deras dan cepat sehingga kawasan terkepung air bah," kata Ade.
AYU CIPTA