TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera atau DPW PKS DKI Sakhir Purnomo mengatakan, proses pemilihan calon wakil gubernur DKI selama ini jalan di tempat. Tapi, kata dia, setelah muncul calon dari Partai Gerindra, prosesnya berlangsung cepat.
"Teman-teman perhatikan begitu muncul kader dari Gerindra, itu (prosesnya) cepat sekali tidak pakai lama-lama dan termasuk juga ada statement dari Gerindra yang ini tidak perlu pakai fit and proper test," kata Sakhir di kantor DPW PKS DKI, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Januari 2020.
Sakhir lalu mengajak wartawan memutar kembali memori ihwal pencetus pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon wagub DKI. Kala itu, Gerindra yang pertama kali mengusulkan fit and proper test calon wagub dari kader PKS. PKS mengiyakan usulan ini. Proses uji ini memakan waktu lebih dari satu bulan.
Nyatanya, Sakhir melanjutkan, proses pemilihan tetap jalan di tempat. Kali ini prosesnya mandek di DPRD DKI. Politikus Kebon Sirih tak kunjung menggelar rapat paripurna pemilihan wagub.
Proses terakhir adalah panitia khusus (pansus) membuat draf tata tertib pemilihan wagub yang juga tidak disahkan dewan periode 2014-2019. Sakhir menaruh harapan kepada dewan yang baru dilantik Agustus 2019 agar proses pemilihan berjalan cepat.
PKS, dia melanjutkan, memilih mengalah dari Gerindra. Karena itulah, PKS akhirnya mau membagi perebutan kursi DKI 2 dengan Gerindra. Padahal, Sakhir berujar, kursi wagub sedari awal sudah disepakati milik PKS.
"Kalau kembali ke awal itu sebenarnya jatahnya PKS. Logikanya kan gitu," ucap dia. "Kita mundur sedikit langkah mudah-mudahan Allah memberikan yang terbaik."
Gerindra mengumumkan dua nama baru calon wagub DKI pada Senin, 20 Januari 2020. Keduanya adalah Nurmansjah Lubis dari PKS dan Ahmad Riza Patria dari Gerindra. Surat penetapan dua nama baru ini telah ditandatangani Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Ketua Umum masing-masing partai. Tanda tangan Taufik dan Sakhir juga terpampang dalam surat itu.
Ditetapkannya dua nama ini telah menggeser dua calon sebelumnya, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu yang sama-sama politikus PKS. Pemilihan calon wagub DKI bergulir sejak November 2018. Proses pemilihan mandek di DPRD.