TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Tanggap Covid-19 DKI Catur Leswanto, mengatakan timnya masih melakukan penyelidikan epidemiologi di salah satu sekolah internasional di Jakarta Selatan. Penyelidikan dilakukan setelah seorang karyawan di sekolah itu berpotensi tertular virus corona.
"Masih dilakukan PE (penyelidikan epidemiologi ) ke lapangan," kata Catur di Balai Kota DKI, Rabu, 4 Maret 2020.
Dinas Pendidikan telah menerima surat yang dikeluarkan sekolah internasional itu pada 2 Maret 2020. Sekolah itu diliburkan hingga 14 hari. Tempo belum mendapat konfirmasi dari pihak sekolah tersebut.
Catur menuturkan timnya masih belum bisa menyimpulkan terkait dengan hasil penyelidikannya. Pemerintah pun belum bisa menentukan langkah ke depan untuk menindaklanjuti potensi penularan corona di sekolah itu.
"Dari PE itu lah kemudian baru bisa disimpulkan apa yang harus bisa dilakukan (di sekolah internasional itu)," ujarnya.
Kebijakan meliburkan para siswa diduga karena ada seorang karyawan di sekolah internasional tersebut berpotensi terpapar virus corona.
Pantauan Tempo, gerbang sekolah internasional setinggi dua meter itu ditutup rapat. Di depan gerbang hanya ada dua petugas security yang berjaga di posko keamanan sekolah. "Ditutup sejak kemarin," kata seorang security yang ditemui di posko keamanan depan sekolah internasional itu pada Rabu, 4 Maret 2020.
Seluruh petugas keamanan di lingkungan sekolah tersebut seluruhnya menggunakan masker. Selain satu dua orang petugas yang berjaga di posko keamanan, ada seorang petugas keamanan lain yang berjalan dan mengawasi kondisi luar sekolah. "Yang masuk memang hanya petugas keamanan saja."
Sebelumnya, Kepala Seksi Kesiswaan dan Sumber Belajar Dinas Pendidikan DKI Jakarta Momon Sulaeman membernarkan bahwa sekolah internasional itu diliburkan karena diduga seorang gurunya mengalami gejala terpapar virus corona.
"Katanya dengar-dengar ada gejala-gejala, mau diperiksa oleh petugas kesehatan. Begitu saja informasinya," kata dia saat dihubungi, Selasa, 3 Maret 2020.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan pemerintah bakal merespons semua laporan. Untuk sekolah internasional tersebut, kata dia, telah dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh tim dari kecamatan setempat. "Teman-teman sedang berproses melakukan PE, proses terus berjalan sebagai kegiatan rutin yang memang harus dilakukan," ujarnya.