TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan pemerintahan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, mengatakan terpilihnya Ahmad Riza Patria, bakal mempengaruhi peta politik di DKI. Riza Patria merupakan calon wakil gubernur yang diusung Gerindra.
Riza bersaing dengan cawagub yang diusung Partai Keadilan Sejahtera Nurmansjah Lubis. Mereka bersaing untuk menduduki kursi yang ditinggal Sandiaga Uno sejak 27 Agustus 2018 lalu. "Terpilihnya Riza tentu sangat berpengaruh. PKS pasti kecewa karena sejak awal karpet merah wagub dibentangkan ke PKS," kata Adi saat dihubungi, Senin, 6 April 2020. "Tapi ending-nya malah Gerindra yang menang."
Dalam proses pemilihan yang berjalan tertutup di Gedung DPRD DKI, hari ini, Ahmad Riza mengantongi 81 suara. Riza unggul dari lawannya, Nurmansjah Lubis, yang hanya mendapat 17 suara anggota dewan. Sedangkan dua suara dinyatakan tidak sah dalam pemilihan itu.
Menurut Adi, sejak kader Gerindra masuk menjadi cawagub DKI peta koalisi memang telah berubah. Sosok Riza Patria dan Nurmansjah menggantikan dua kader PKS yang sebelumnya ditunjuk untuk mengikuti proses pemilihan wagub DKI. Keduanya adalah Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
Kata Adi, semenjak Gerindra memasukkan kadernya sebenarnya koalisi Gerindra dan PKS telah bubar. Belum lagi, keputusan Gerindra yang masuk di koalisi pemerintah pusat, membuat PKS kecewa.
"Praktiknya koalisi PKS dan Gerindra sudah bubar. Kalau masih solid wagub mestinya dikasih ke PKS sesuai kesepakatan awal," ujarnya. "Kemesraan PKS dan Gerindra tinggal kenangan."
Meski begitu, kemenangan Gerindra dalam pemilihan wagub DKI tidak bakal mempengaruhi secara elektoral untuk pemilu berikutnya. Sebab, PKS merupakan partai yang mempunyai mesin yang kuat dan kadernya solid. "PKS di Jakarta relatif kuat dan cenderung menjadi basis yang bisa diandalkan," ujar Adi.