TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Dinas Pendidikan DKI menyediakan sekolah untuk digunakan tempat isolasi pasien terpapar virus corona atau Covid-19 mendapat penolakan dari orang tua siswa.
"Resistensi masyarakat, khususnya dari orang tua siswa dan lingkungan juga banyak yang keberatan. Kalau anak kita sekolah di situ juga keberatan, tapi itu jadi tugas kami berikan penjelasan," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jaktim Ade Narun seperti dikutip Antara, Selasa, 21 April 2020.
Karena itu Ade mengatakan ia dan jajarannya mengintensifkan komunikasi dengan orang tua siswa untuk memberi pemahaman rencana penggunaan gedung sekolah sebagai tempat isolasi kasus COVID-19.
Ade mengatakan, upaya itu guna menyikapi penolakan dari sebagian orang tua siswa dan lingkungan sekitar atas rencana tersebut.
Pemanfaatan gedung sekolah sebagai tempat isolasi bagi pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) hingga pasien positif COVID-19, merujuk pada surat edaran Dinas Pendidikan Nomor 4434/-1.1772.1 tentang Tindak Lanjut Instruksi Sekretaris Daerah DKI Nomor 29 Tahun 2020 yang ditandatangani Kadisdik DKI Nahdiana pada Senin, 20 April 2020.
Surat itu berisi arahan terkait penyediaan akomodasi dan fasilitas pendukung bagi tenaga kesehatan yang terlibat penanganan virus corona (COVID-19).
Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur yang meliputi Kecamatan Cakung, Kecamatan Duren Sawit, Pulogadung, Matraman, dan Jatinegara menyiapkan 19 gedung sekolah negeri SD, SMP, SMA dan SMK untuk keperluan tersebut.
Kepada warga sekolah, Ade memberikan penjelasan bahwa fasilitas rumah sakit rujukan dan utama penanganan COVID-19 di Jakarta sudah penuh, sehingga warga perlu menumbuhkan empati sosial untuk saling membantu sesama.
"Siapa yang mau di tempatnya ada isolasi COVID-19, tapi kita mau dimana lagi, kan tempat sudah pada penuh, kita saling bantu sesama," katanya.
Sosialisasi pemberian pemahaman kepada warga sekolah dilakukan lewat rapat daring (online) yang melibatkan kepala sekolah, guru, hingga komite sekolah.
Menurut Ade, belum tentu seluruh sekolah yang telah diajukan menjadi fasilitas isolasi bagi kasus COVID-19 akan dipakai semuanya.
"Bisa juga sama sekali tidak terpakai. Atau justru untuk keperluan lain seperti penyimpanan logistik atau aktivitas tenaga medis. Akan dilihat dulu sesuai kebutuhan," katanya.