TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, pemerintah Jawa Barat terus mengevaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di wilayah Bodebek yang meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.
“Untuk melakukan evaluasi itu, kami menggunakan daftar tilik. Dan daftar tilik yang kita buat itu secara teratur kita laksanakan di Bodebek, dan kemudian hasilnya kami bahas dalam tim,” kata dia, dalam konferensi pers yang ditayangkan streaming, Selasa, 21 April 2020.
Berli mengatakan, hasil evaluasi Tim Monitoring dan Evaluasi di Dinas Kesehatan Jawa Barat mendapati tren penyebaran kasus virus corona atau Covid-19 di Bodebek masih tinggi. “Kalau dilihat dari kasus, dilihat sekarang, kasusnya masih meningkat, atau pun masih trennya bertambah,” kata dia.
Menurutnya kenaikan kasus itu sudah ada dalam prediksi sejak perencanaan PSBB di Bodebek. “Ini sebenarnya sesuai dengan prediksi awal bahwa puncak yang akan terjadi, dengan upaya yang sudah dilakukan provinsi Jawa Barat ini diperkirakan mulai tanggal 22 (April) sampai dengan nanti, sekitar tanggal 25 Mei ini puncaknya,” kata dia.
Ia mengatakan data kasus positif Covid-19 di wilayah Bodebek saat ini belum mencapai titik puncak. “Kami masih harus terus berwaspada, dan ini tentunya membutuhkan kerja-sama dari semua lini, terutama dari masyarakat, untuk sekali lagi kita harus disiplin melakukan physical-distancing, social-distancing,” kata dia.
Menurut dia menjelang Ramadan ini warga diminta justru mengurangi aktivitas yang jika dilakukan saat normal, mengumpulkan banyak orang. “Tentunya ini harus kita kurangi, harus kita batasi, dan semuanya kita kembalikan beraktivitas di rumah saja,” kata dia.