TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menambah kapasitas penumpang kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek dari 35 menjadi 45 persen. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyatakan, penambahan kapasitas ini guna mengurai kepadatan penumpang di stasiun yang terjadi kemarin dan hari ini.
"Kami hanya bisa tadi menambah kapasitas di atas kereta dari 35 persen menjadi 45 persen. Dari semula 60 penumpang per kereta kami lakukan simulasi-simulasi menjadi 74 penumpang," kata Zulfikri saat konferensi per virtual, Selasa, 9 Juni 2020.
Dia menjelaskan, penumpang berdiri yang semula hanya dibuatkan satu baris kini menjadi dua baris. Menurut Zulfikri, penumpang berdiri harus saling membelakangi dengan menghadap ke kursi kosong. Keputusan Kemenhub ini, tutur dia, sudah didiskusikan dengan pakar yang meminta agar penumpang berdiri tak boleh saling berhadapan.
"Oleh karenanya kami menambah dengan dia tetap berdiri dua baris tapi menghadap ke kursi yang kosong dan saling membelakangi yang berdiri. Jadi tidak saling berhadapan karena proses penularan dari mulut," ujar dia.
Zulfikri menyatakan, kebijakan ini dapat diambil mengingat penumpang telah tertib mengantre untuk masuk ke dalam stasiun. Meski antrean mengular, dia menyampaikan, penumpang tetap disiplin menjaga jarak.