TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyarankan Pemerintah DKI melibatkan publik figur hingga pemuka agama seperti Rhoma Irama dan Mamah Dedeh dalam mengkampanyekan protokol kesehatan. Sebabnya, pesan pemerintah selama ini belum sampai kepada masyarakat untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan.
"Angka kepatuhan warga DKI yang menjadi indikator kesehatan publik masih sangat rendah. Bahkan, masih berada di bawah 50 persen," kata Pandu saat dihubungi, Senin, 13 Juli 2020.
Menurut Pandu, pengaruh publik figur hingga tokoh ulama sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi kepada masyarakat, terutama pada kelangan bawah. Pemerintahan bisa memanfaatkan pengaruh publik figur itu mengkampanyekan protokol kesehatan agar lebih efektif.
Raja Dangdut Rhoma Irama berkolaborasi dengan Anisa Rahman pelantun lagu Aisyah Istri Rasulullah dengan menyanyikan lagu Virus Corona & Rabbanaa. Rhoma Irama banyak diperbincangkan karena karya lagu terbarunya yang berjudul Virus Corona yang direlease pada 03 April 2020. Foto/HPMusic
"Banyak orang berpengaruh yang bisa didengar masyarakat seperti Mamah Dedeh, Ustad Abdul Shomad sampai Aa Gym. Manfaatkan mereka," ujarnya. "Jadi pemuka agama itu yang diajak mensosialisasikan protokol kesehatan. Gubernur kan sangat dekat dengan pemuka agama."
Selain itu, Pandu menyarankan Anies melibatkan Raja Dangdut Rhoma Irama untuk membantu pemerintah mengkampanyekan protokol kesehatan. Menurut dia, pengaruh Rhoma sangat besar untuk masyarakat kelas menengah. "Pasang foto Rhoma Irama pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak pasti akan sangat membantu," ucapnya.
Pandu yakin rendahnya kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan bisa diketuk dengan melibatkan tokoh publik. Selama ini, kata Pandu, penularan wabah terus meroket dan sulit dikendalikan karena ketidak disiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Bahkan, rasio positif virus corona di Ibu Kota, kini telah naik dua kali lipat menjadi 10,5 persen. Selain itu, pemerintah juga mengumumkan rekor tertinggi baru penularan Covid-19 sebanyak 404 kasus pada Ahad, 12 Juli 2020. "Artinya penularan masih sangat tinggi."
Menurut dia, jika masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan, maka wabah ini bakal lebih cepat dikendalikan. "Sejauh ini untuk tracing dan testing sudah cukup baik meski masih harus terus ditingkatkan. Yang manjadi masalah hanya prilaku warganya untuk kondisi di Jakarta."